Sebuah iklan tentang game online dari HAGO menuai kontroversi di kalangan netizen dan pemerhati pendidikan. Iklan berdurasi 30 detik tersebut ditayangkan di sebuah televisi swasta pada waktu acara sahur.
Kontroversinya terletak pada materi atau kontek iklan yang ditayangkan. Dalam iklan tersebut, diceritakan seorang guru yang digambarkan sebagai guru killer, galak, sedang menulis materi pelajaran Sejarah Indonesia di papan tulis. Seorang siswa sedang dihukum berdiri dengan satu kaki sambil memegang kedua telinganya.
Sementara siswa lain di kelas terlihat mengikuti pelajaran dengan menahan kantuk, karena takut terkena hukuman yang sama jika bapak guru yang galak itu mengetahui muridnya tidak mencatat materi pelajarannya.
Saat guru menerangkan dan siswa di kelas menyimak pelajaran, seorang murid yang datang terlambat masuk kelas. Mengetahui kedatangan murid tersebut, ekspresi bapak guru pun berubah. Dari semula menampakkan wajah sangar, mendadak berubah jadi lunak. Tak nampak aura kemarahan yang terpampang di wajah bapak guru tersebut, meskipun tahu ada muridnya yang datang terlambat.
Justru, bapak guru itu menghampiri murid yang terlambat itu dengan sikap seperti seorang pembantu. Badannya dibungkukkan, tanda sangat menghormati si murid.
Bahkan bapak guru itu tanpa ragu membawakan tas muridnya. Lalu mempersilahkan anak didiknya tersebut untuk duduk di bangkunya dengan posisi badan terbungkuk-bungkuk, seperti gestur seorang jongos pada tuan mudanya.
Murid itu kemudian dengan santainya duduk dengan gaya "songong", dagu terangkat tanpa berkata apa-apa. Semua temannya di kelas yang melihat ke arahnya dengan mulut ternganga, seolah takjub. Punya ilmu apa murid yang terlambat itu hingga bisa menaklukkan guru yang dikenal paling galak?
Ternyata ilmu si murid tersebut sederhana sekali. Dia cuma jago main game online. Dan kebetulan bapak guru itu adalah salah satu lawan main game yang pernah dikalahkannya.
Di akhir iklan diperlihatkan adegan si murid dan bapak guru yang killer itu sedang main game online bersama di taman sekolah.
Berikut video iklan tersebut: