Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dunia Digital Tidak Selebar Gim "Mobile Legend"

15 April 2019   12:28 Diperbarui: 15 April 2019   13:08 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: unsplash.com/@frosroomhead

Sampai sekarang saya tidak mengerti, apa maksud capres nomor urut 01 menyebut game online Mobile Legend saat menanyakan tanggapan Prabowo-Sandi tentang industri dan perkembangan teknologi digital di Indonesia dalam debat capres/cawapres terakhir.

Dalam penafsiran pendukungnya, seperti yang saya tangkap dari beberapa komentar di situs berita, capres 01 menyebut Mobile Legend sebagai salah satu contoh industri digital. Sedangkan konteks pertanyaan tersebut adalah apa atau bagaimana tanggapan Prabowo-Sandi supaya industri digital tanah air bisa maju. Anak-anak muda bisa berkreasi dan berkarya memajukan industri digital tersebut. Begitulah kira-kira penafsirannya.

Jadi, ketika Sandiaga Uno yang diminta Prabowo untuk menjawab pertanyaan itu mengatakan teknologi digital harus bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan sumber daya alam atau dunia pertanian, pendukung capres 01 menganggap itu tidak sesuai dengan konteks pertanyaan. Tidak nyambung.

Kalau memang penafsirannya seperti itu, pendukung capres 01 benar. Jawaban Sandiaga Uno memang tidak nyambung sama sekali. Capres nomor 01 memberi contoh game Mobile Legend kok jawabannya ke dunia pertanian. Tapi, jika menganggap dunia digital itu selebar Mobile Legend, itu justru pemikiran yang sangat sempit.

Dunia game online hanya sebagian kecil dari dunia digital. Seperti ketika Ant-Man menciut dan masuk dalam armor Iron Man. Nah, itulah gambaran perbandingan dunia game online dengan dunia digital.  Alih-alih menyebut tentang game online, secara khusus Mobile Legend, lebih tepat apabila capres 01 menyebut ragam profesi yang berkaitan dengan dunia digital.

Memangnya apa saja sih profesi yang bisa ditekuni anak-anak muda di dunia digital?

Banyak sekali. Jangan khawatir tidak kebagian. Jika capres 01 belum tahu, atau Tim Kampanyenya tidak bisa memberi bocoran, saya dengan suka hati akan membantu menyebutkannya:

  1. Digital Marketer
  2. Digital Copywriter
  3. Content Writer
  4. Web Designer
  5. Data Analyst
  6. Graphic Designer
  7. Video Editor
  8. Animation Designer
  9. Social Media Specialist
  10. Digital Account Executive
  11. Platform Progammer
  12. User Experience Designer
  13. User Interface Designer
  14. Brand and Business Development

Nah, itu semua hanya sebagian kecil contoh profesi dunia digital diluar dunia game online. Keren-keren kan istilahnya? Keren pula nanti penghasilannya. Tak kalah atau bahkan lebih banyak dibandingkan dengan penghasilan seorang gamer/pegiat gim.

Memangnya berapa banyak sih gamer profesional di Indonesia? Bisa dihitung dengan jari. Apakah penghasilan mereka besar sehingga capres 01 merasa sangat perlu untuk mempromosikan game online?

Tidak juga. Seorang gamer profesional bisa mempunyai penghasilan apabila dia mengikuti kompetisi e-sports. Nah, berapa banyak sudah kompetisi e-sport yang ada di tanah air?

Seorang gamer profesional juga bisa mempunyai penghasilan berlebih bila dia menautkan hobi nge-game-nya ini dengan profesi lain. Misalnya menjadi Gameplay YouTuber seperti yang dilakoni Pewdipie atau Jess No Limit. 

Tapi itu membutuhkan modal yang tidak semua anak-anak muda kita bisa menyediakannya. Beli gadget yang up to date supaya saat main game tidak ngelag, beli kuota internet banyak supaya bisa mengunggahnya di YouTube. Terbayang sendiri kan kalau menjadi gamer profesional itu tidak semudah bermain game biasa?

Menganalogikan dunia digital sesempit dunia game online juga kesalahan fatal. Mungkin capres 01 belum pernah membaca penelitian dari para ahli bahwa terlalu banyak bermain game online bisa merusak kesehatan mental. Dengan menyebut nama game tertentu dalam acara sekelas debat capres yang ditonton oleh jutaan pasang mata rakyat Indonesia, itu sama artinya dengan mempromosikan permainan game itu pada generasi muda.

Tanpa harus menyebut nama game tertentu, cukuplah apabila capres 01 menanyakan bagaimana strategi dari Prabowo-Sandi untuk mengembangkan dunia digital tanah air. Cara seperti ini jauh lebih bijak. Karena cakupan konteksnya bisa sangat luas. Apabila Sandiaga menjawab dengan mengaitkannya pada sumber daya alam atau dunia pertanian, jawabannya juga tidak salah.

Karena bagaimanapun juga, teknologi digital bisa diaplikasikan pada banyak bidang. Nantinya anak-anak muda kita bisa diarahkan untuk menjadi program/application developer, berkreasi supaya kekayaan alam kita bisa terdistribusi dengan mudah dan lancar melalui teknologi digital yang mereka buat tersebut.

Sebagai capres petahana, akan sangat bijak seandainya dalam kesempatan debat bertema industri digital tersebut beliau mengajak generasi muda untuk memperkaya diri mereka dengan keahlian dan ilmu di dunia digital yang lebih bermanfaat. Yang bisa menjadi personal branding mereka. Bisa mereka cantumkan di Curriculum Vitae dan Portofolio mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun