"Rileks saja, beliau tidak mau menyerang, meskipun ada masukan, ayo pak strateginya harus gini. Enggak lah, dia mau agar masyarakat kondusif karena 15 hari ini masyarakat harus gembira untuk menyambut pesta demokrasi ini dengan penuh pencerahan dan pencerdasan," kata Sandiaga saat kampanye di Cilegon dan Serang, Sabtu (30/3/2019).
Satu lagi "kelemahan" Prabowo yang cukup mudah dilihat adalah: Dia tidak mau membalas fitnah yang dilontarkan orang kepadanya! Kiranya saya tidak perlu menyebut bentuk fitnah atau tuduhannya, karena itu sudah menjadi rahasia umum.
Bagi Prabowo, fitnah dan tuduhan terhadap dirinya adalah ujian hidup yang harus dihadapi. Sebagaimana yang dikatakan UAS pada dirinya, yang membuat Prabowo tak kuasa menahan air mata:
"Buah durian, kalau hanya sekedar berputik, orang cuek. Tapi kalau ia sudah berbuah ranum, akan ada orang melempar, monyet akan naik. Sekarang buahnya sudah harum. Bapak tabah, kuat, serahkan pada Allah."
Itulah Prabowo Subianto di mata saya, di mata seorang pendukungnya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, mari kita akhiri fiksi tentang Prabowo, dan lihatlah dia dalam kepribadian aslinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H