Lihat pula bagaimana ekspresi senyum Prabowo ketika UAS melontarkan lelucon tentang salam dua jari dari jamaah pengajiannya. Itu senyum yang orisinil, senyum orang yang punya sense of humor tinggi dalam menangkap sebuah lelucon yang cukup halus bahasanya.
Bila itu belum cukup, mari kita percepat adegan dialog tersebut, kemudian hentikan pada momen di mana Prabowo tertangkap kamera mengusap matanya yang sembap karena menahan tetesan air mata. Prabowo menangis!
Ya, sosok yang katanya emosional ini bisa menangis. Dia tidak kuasa meluapkan isi hatinya dengan tetesan air mata. Tapi, tahukah kita apa sebab Prabowo menangis tersebut?
Makna yang saya tangkap dari usapan air mata Prabowo itu adalah karena dia merasa dibebani amanah yang berat! Perhatikan apa yang dikatakan UAS sebelum Prabowo mengusap air matanya tersebut:
UAS menceritakan perjalanan spiritualnya dalam mencari jawaban tentang siapa pemimpin yang harus didukungnya. Menemui beberapa ulama tidak terkenal tapi "khos". Dan setiap ulama yang ditemui UAS itu memberi satu jawaban yang sama, satu nama yang sama: yakni Prabowo.
UAS juga mengatakan pada Prabowo, mengapa dia wajib menceritakan hal itu. Karena jika tidak diceritakan, itu akan menjadi beban penyesalan seumur hidup bagi UAS. Setelah menyatakan "Deklarasi Spiritualnya" itu, UAS bisa tidur nyenyak. Apapun yang akan terjadi padanya nanti, UAS serahkan pada Allah semata. Tepat setelah itu, Prabowo menangis. Ketika ada suara tertawa kecil tertangkap di background, Prabowo justru menangis!
Inilah makna tangisan Prabowo. Saat UAS menceritakan perjalanan spiritualnya, dengan menceritakan dukungan ulama-ulama "khos" yang ditemuinya, bagi Prabowo itu adalah amanah yang sangat berat.
Mungkin sudah terbayang dalam benak Prabowo, apabila atas kehendak Yang Maha Kuasa nanti dia terpilih menjadi pemimpin di negeri ini, lantas dia berkhianat terhadap amanah yang diberikan, yang dipercayakan padanya, apa kata ulama-ulama tersebut nanti?
Itulah sisi lain dari Prabowo Subianto. Sisi kepribadian yang bisa menerangi justifikasi sebagian orang bahwa dirinya otoriter dan emosional.Â
Untuk menghindari jebakan glorifikasi, maka dalam artikel ini saya akan ungkap pula kelemahan Prabowo. Bagi saya, kelemahan Prabowo yang paling kentara adalah dia tidak mau diatur orang lain untuk tampil di luar kepribadian otentiknya!
Seperti ketika menjelang debat capres keempat, banyak pihak yang menyarankan Prabowo untuk tampil lebih "menyerang" pribadi lawan debatnya. Mengimbangi lawan debat yang kerap menyerang pribadinya. Tapi Prabowo menolak. Dia menolak karena itu tidak sesuai dengan karakternya!