Usai puncak perjalanan spiritual tersebut, keesokan harinya Nabi Muhammad kemudian menceritakan peristiwa mukjizat tersebut pada kaumnya. Alih-alih banyak yang beriman, cerita perjalanan Isra' Mi'raj justru menjadi senjata bagi kaum kafir Quraisy untuk mendelegitimasi kenabian Muhammad.
Mereka menjadikan cerita Isra' Mi'raj tersebut sebagai bahan ejekan. Mereka menjadikan peristiwa Isra' Mi'raj ini untuk mempengaruhi kaumnya yang sudah memeluk Islam agar tidak percaya pada kenabian Muhammad. Bagaimana bisa percaya pada cerita yang menurut logika akal manusia sangat mustahil bisa terjadi. Pergi dari Mekah ke Baitul Maqdis dalam semalam, dan kemudian naik ke langit ketujuh!
Bagi orang-orang yang imannya lemah, ini adalah ujian paling sulit. Tak sedikit kaum muslim saat itu yang gagal melewati ujian ini, terpengaruh dengan provokasi kaum kafir Quraisy, dan kemudian menjadi murtad.
Tapi tidak bagi mereka yang imannya sekokoh batu karang. Peristiwa Isra' Mi'raj adalah peristiwa mukjizat yang bisa terjadi atas kehendak Allah. Peristiwa Isra' Mi'raj adalah puncak dari keimanan seorang muslim terhadap kenabian Muhammad s.a.w. Seperti yang dicontohkan oleh sahabat Abu Bakar r.a.
Beberapa orang Quraisy mendatangi rumah Abu Bakar, dengan maksud menceritakan peristiwa Isra' Mi'raj. Mereka berharap Abu Bakar tidak percaya pada cerita tersebut, dan nantinya akan memalingkan diri dari ajaran yang dibawa Nabi Muhammad.
Bagaimana respon sahabat Nabi yang mulia ini? Jangankan tidak percaya, malah dengan wajah berseri-seri Abu Bakar menjawab:
"Apa keberatannya? Bahkan saya akan mempercayainya walaupun lebih dari itu. Saya mempercayainya mengenai berita langit yang diterimanya, baik di waktu pergi maupun ketika kembali".
Kemudian diucapkanlah semboyannya yang terkenal:
"Jika demikian, maka benarlah ia!"
Abu Bakar kemudian bergegas pergi ke Ka'bah untuk menjumpai Rasulullah s.a.w. Disana dilihatnya kelompok manusia yang mencibir dan yang ragu-ragu sedang mengelilingi Rasulullah saw. dengan suara ribut yang tiada menentu. Dilihatnya Cahaya Allah sedang duduk sambil tunduk dengan khusyuknya menghadap Ka'bah. Ia tidak merasa terganggu dengan berisiknya orang-orang bodoh disekitarnya.
Setibanya disana, Abu Bakar menjatuhkan diri kepada Rasullullah sambil memeluknya, seraya berkata:
"Demi bapak dan ibuku yang jadi tebusanmu hai Rasulullah! Demi Allah, sesungguhnya engkau benar......Demi Allah sesungguhnya engkau benar......"