Tidak ada mitos tidak ada takhayul, tiba-tiba saja banyak yang phobia atau alergi dengan angka 2.
Phobia atau ketakutan berlebihan bisa diderita oleh siapa saja. Selain rasa takut berlebih, phobia juga kadang diperluas dalam arti sikap antipati dan alergi. Salah satu jenis phobia yang cukup unik dan dianggap sangat sulit disembuhkan adalah phobia terhadap angka, atau disebut Arithmophobia.
Phobia jenis ini digolongkan sulit untuk disembuhkan karena terkait dengan kepercayaan terhadap suatu mitos atau takhayul. Contohnya adalah phobia pada angka 4 atau tetraphobia. Â
Masyarakat di negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Cina, Korea, dan Taiwan umumnya mengalami tetraphobia. Alasannya berangkat dari sebuah mitos. Terutama karena pelafalan angka 4 mirip dengan kata mati/kematian.
Karena itu, jangan heran jika di beberapa gedung bertingkat di negara Asia Timur angka 4 tidak pernah ada atau tidak pernah digunakan sebagai penandaan tingkatan lantai dan angka dalam lift. Untuk menghindari angka 4, pemilik gedung biasanya mengganti dengan inisial F, huruf awal dari kata Four.
Ada pula yang namanya Hexakosioihexekontahexaphobia : takut terhadap angka 666. Angka ini adalah mitos yang dipercaya sejak jaman Yunani kuno. Angka 666 kerap dikaitkan dengan setan dan jumlah binatang. Takhayul terhadap angka 666 semakin mempengaruhi masyarakat Barat sejak diputarnya film The Omen di layar lebar.
Salah satu tokoh dunia yang terkena phobia jenis ini adalah mantan presiden AS, Ronald Reagan. Pada tahun 1989, Nancy dan Ronald Reagan pindah rumah ke daerah di Los Angeles dengan alamat 666 St Cloud Road. Namun karena mengalami phobia ini, keluarga Reagan merubahnya menjadi 668 St Cloud Road.
Satu lagi phobia yang banyak diderita penduduk Amerika dan Eropa adalah Triskaidekaphobia: Takut angka 13. Banyak orang Amerika dan Eropa diyakini terjangkit phobia ini. Salah seorang diantaranya penyanyi dan pencipta lagu, John Meyer. Ia memiliki 14 track di albumnya "Room for Squares".Â
Namun pada track ke 13 tidak terekam suara apa pun. Bahkan di track ke-13 tersebut tidak ada title-nya di cover album. Diyakini John Meyer pengidap triskaidekaphobia.
Lain halnya dengan penduduk di Indonesia. Belakangan ini banyak yang terjangkit Diphobia: takut untuk menyebut angka 2. Sebenarnya tidak ada penyebutan khusus untuk phobia jenis ini. Hanya saja merujuk pada penamaan angka 2 dalam alfabet Yunani adalah "Di", maka saya menyebutnya Diphobia.
Seperti ketika Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjend. Pol. Dedi Prasetyo menjelaskan soal netralitas aparat di pemilu dalam telewicara dengan salah satu stasiun televisi. Saat ditanya tanggapannya mengenai pendataan pemilih oleh pihak kepolisian, Brigjend. Pol. Dedi Prasetyo memberi contoh,
"Ini contohnya ya Mas, andaikata, apa namanya...pendukung 1 kekuatannya 50, pendukung.....B kekuatannya 50, kalau kekuatannya sama, dalam arti tidak militan, ini masih dalam kategori aman."
Potongan video wawancara ini lantas menjadi viral karena keanehannya. Masak angka 1 diperbandingkan dengan huruf B? Di mana-mana perbandingan itu mengambil bentuk yang sama. Angka diperbandingkan dengan angka, huruf diperbandingkan dengan huruf. Namun, dalam telewicara tersebut, Brigjend Dedi seperti menghindari penyebutan angka 2.
Tak hanya Brigjend Dedi yang sepertinya terjangkit diphobia, Presiden Jokowi pun tertular phobia angka 2! Saat membuka acara jalan sehat di Kendari Sabtu, 2 Maret 2019 lalu, Presiden Jokowi menghilangkan penyebutan angka 2 dalam hitung mundur yang beliau lakukan.
"Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, jalan sehat ini kita mulai. Lima, empat, tiga, satu!" teriak Jokowi seraya mengangkat bendera dari atas panggung.
Bukan cuma sekali saja Jokowi bersikap antipati terhadap angka 2. Saat mengucapkan selamat kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri pada perayaan ulang tahun ke-72, Jokowi juga menghindari menyebut angka dua.
"Saya sampaikan (selamat) ulang tahun yang ke-71 ditambah 1Â dan semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada beliau, memberikan kebahagian kepada Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Jokowi di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Rabu (23/1/2019) lalu.
Begitu pula ketika Jokowi berkunjung ke Pondok Pesantren Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah pada Jumat (1/2) kemarin. Kunjungan tersebut merupakan kali kedua untuk Jokowi.
"Ini kehadiran saya untuk yang kesatu ditambah satu," kata Jokowi di Ponpes Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2).
Alergi terhadap angka 2 juga ditunjukkan mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama. Melalui postingan vlog di YouTube "Panggil Saya BTP", urutan vlog melompat, langsung dari 1 ke 3. Tak ada nomor dua. Judul Vlog tersebut adalah BTPVLOG #3-Silaturahmi dengan keluarga Hoegeng.
Memangnya ada apa dengan angka 2 bagi sebagian penduduk di Indonesia? Apakah ada mitos, takhayul khusus yang melekat pada angka 2 dan begitu menakutkan sehingga harus dihindari penyebutannya?
Hingga saat ini tidak ada penjelasan ilmiah atau literasi sejarah yang bisa menguak misteri, mengapa angka 2 seperti menakutkan bagi beberapa orang. Apakah kamu juga termasuk yang phobia dengan angka 2?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI