Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Ides of March" dan Simbologi Sejarah di Balik Teror Penembakan Christchurch

15 Maret 2019   22:59 Diperbarui: 16 Maret 2019   03:41 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Polisi sedang berpatroli di dekat Masjid di Christchurch, Selandia Baru (sumber foto: The Associated Press/ABCNews)

Pihak Kepolisian Selandia Baru menemukan fakta mengejutkan dibalik penembakan brutal yang dilakukan Brenton Tarrant terhadap puluhan muslim di Masjid Al-Noor, Christchurch. Pada senjata yang digunakan Brenton Tarrant, terdapat beberapa simbologi supremasi kulit putih dalam bentuk grafiti.

Simbologi tersebut setidaknya menurut pakar dan pihak keamanan di Selandia Baru bisa membantu menyelidiki motif di balik pembantaian langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebut peristiwa itu sebagai serangan teroris dan sebagai "salah satu dari hari-hari tergelap di Selandia Baru."

Usai kejadian yang menyisakan duka mendalam di seluruh dunia tersebut, polisi langsung menyelidiki semua akun media sosial Brenton Tarrant. Dikutip dari ABC News, jejak digital dari materi yang diposting Tarrant menunjukkan bahwa dia memang secara gamblang menggambarkan dirinya --secara tertulis- sebagai persiapan untuk melakukan serangan teror sebelum menembaki umat Muslim yang baru saja berkumpul untuk sholat Jumat.

Selain itu, beberapa simbologi yang ditulis Tarrant di senjata yang digunakannya menunjukkan dirinya sebagai penganut supremasi kulit putih. Setidaknya ada 4 simbol supremasi kulit putih yang ditulis Tarrant pada senjata yang digunakannya:

1. Dua senapan yang digunakan dalam penembakan brutal itu ditulisi nama Ebba Akerlund, seorang gadis berusia 11 tahun yang tewas dalam serangan truk yang dilakukan oleh Rakhmat Akilov, seorang pria Uzbekistan berusia 39 tahun pada 2017 di Stockholm. Kematian Akerlund diabadikan dalam manifesto tertulis yang diterbitkan secara online oleh Tarrant, sebagai sebuah peristiwa yang menyebabkan keputusannya untuk berperang melawan apa yang ia anggap sebagai musuh peradaban Barat.

Manifesto dari Tarrant tersebut lantas dihubungkan dengan manifesto serupa yang dipublikasikan secara online oleh Anders Behring Breivik, ekstrimis sayap kanan Norwegia yang melakukan serangan teror mematikan dan menewaskan 77 orang pada 2011 di Oslo.

Menurut Magnus Ranstorp, pakar terorisme dari Swedish National Defense College, manifesto Tarrant memiliki sentimen yang sama dengan Breivik. Ranstorp juga mengatakan kepada radio Swedia, Jumat, bahwa Tarrant mengklaim "telah melakukan kontak dengan simpatisan Breivik."

Namun, Pengacara Breivik, Oeystein Storrvik, membantah dan mengatakan kepada surat kabar VG Norwegia bahwa kliennya memiliki "kontak yang sangat terbatas dengan dunia di sekitarnya sehingga tampaknya sangat tidak mungkin dia memiliki kontak."

Pada 22 Juli 2011, Breivik membunuh delapan orang dengan bom mobil di Oslo dan kemudian menembaki kamp musim panas yang dijalankan oleh sayap pemuda Partai Buruh sayap kiri, menewaskan 69 orang. Meski aksi terornya sangat brutal dan mematikan, Breivik hanya dijatuhi hukuman penjara 21 tahun.

2. Tulisan Angka 14 juga terlihat pada senapan Brenton Tarrant. Menurut Southern Poverty Law Center, organisasi yang memantau kelompok-kelompok kebencian, angka ini merujuk pada "14 Kata", yakni slogan supremasi kulit yang terkait dengan "Mein Kampf" Adolf Hitler.

3. Dalam foto-foto dari akun Twitter yang sekarang dihapus terkait dengan tersangka, ada grafiti bertuliskan "Wina 1683", yang merujuk pada tahun Kekaisaran Ottoman mengalami kekalahan dalam pengepungan mereka di Pertempuran Kahlenberg. Grafiti "Acre 1189," yang merujuk pada tahun terjadinya salah satu Perang Salib, juga ditemukan tertulis di senjata pelaku.

4. Nama Charles Martel, dan "Tours 732" juga ditemukan pada senjata Brenton Tarrant. Dua grafiti ini merujuk pada Pertempuran Tours atau Pertempuran Poitiers. Dalam peperangan ini, pasukan kekaisaran Frank-Burgundi yang dipimpin Charles Martel berhasil mengalahkan pasukan kekhalifahan Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Andalusia, Abdul Rahman al Ghafiqi.

Ides of March

Di luar simbologi sejarah yang menunjukkan obsesi supremasi kulit putih dari Brenton Tarrant tersebut, ada satu lagi teori keterhubungan antara tanggal kejadian dengan apa yang dinamakan "Ides of March".

Aksi teror penembakan di Masjid Al-Noor, Christchurch terjadi pada tanggal 15 Maret. Tanggal ini, oleh banyak orang Barat dianggap sebagai hari kelam, hari di mana orang-orang harus berhati-hati terhadap bencana dan kejahatan, terutama pembunuhan yang tidak terduga.

Ini semua gara-gara kutipan dalam drama Julius Caesar milik William Shakespeare. Dalam salah satu adegannya, seorang peramal memperingatkan Caesar untuk "mewaspadai Ides of March (Beware of Ides of March)." Caesar kemudian terbunuh pada Ides of March, seperti yang diramalkan oleh peramal peramal dalam drama tersebut.

Ides of March sendiri merujuk pada hari ke-15 dari bulan Maret. Sesuai dengan kalender Romawi, ada juga Ides Februari, Ides April dan Ides setiap bulan. Ides menandai bulan purnama pertama bulan itu, yang jatuh antara tanggal 13 dan 15 setiap bulan.

Pada 15 Maret 44 SM, atau Ides of March 44 SM, Julius Cesar terbunuh. Setelah memasuki aula di sebelah Pompey's Theatre untuk sebuah pertemuan, sekelompok senator, termasuk anak angkatnya Marcus Brutus, menikam Caesar lebih dari 20 kali.

Istilah Beware the Ides of March yang berasal dari drama Julius Cesar ini kemudian banyak dikaitkan dengan berbagai kejadian tragis berupa bencana alam atau teror yang terjadi pada tanggal 15 Maret. Diantaranya adalah Badai topan yang melanda Apia, kepulauan Samoa pada 1889.

Badai yang terjadi di tengah perang saudara tepat pada tanggal 15 Maret ini menghancurkan USS Trenton, USS Vandalia, dan USS Nipsic yang sedang dikirim untuk perbantuan militer. Pada 16 Maret, ketika badai mereda, ditemukan fakta 51 pelaut Amerika terbunuh dan 150 pelaut Jerman di tiga kapal perang tersebut juga tewas.

Tanggal 15 Maret juga menjadi penanda sejarah dari turunnya Tsar Nicholas II dari Rusia (15 Maret 1917), serta invasi Hitler ke Cekoslovakia (15 Maret 1939). Pada 15 Maret 1941, badai salju dahsyat melanda North Dakota dan Minnesota Utara, mengakibatkan 150 orang tewas akibat perubahan cuaca ekstrim yang mendadak tersebut.

Dalam kasus teror penembakan Christchurch di Selandia Baru ini, entah kebetulan, tiba-tiba kata kunci Ides of March menjadi tren menurut hasil Google Trends. Banyak netizen barat yang mencari referensi tentang Ides of March.

Bagaimanapun juga, tak ada kaitan langsung secara fakta empiris bahwa aksi teror di Christchurch yang dilakukan Brenton Tarrant terinspirasi mengikuti jejak berdarah Ides of March. Fakta dari hasil penyelidikan polisi menunjukkan pelaku terobsesi dan termotivasi akan supremasi kulit putih.

Lebih dari sekedar simbologi apapun yang hendak ditunjukkan Brenton Tarrant, aksi terornya yang brutal dan tidak berperikemanusiaan sudah menyisakan duka yang sangat mendalam. Tidak hanya bagi keluarga korban, atau umat Muslim yang menjadi sasaran teror mengerikannya, namun juga bagi rasa kemanusiaan seluruh umat manusia di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun