Karena Keterbacaan ini dimulai dari hasil penelitian ilmiah, maka ada rumus/formula dan parameter yang jelas dalam menilai sebuah tulisan itu mudah dibaca atau tidak. Namanya Skor Keterbacaan. Salah satu yang populer di antaranya adalah Skor Kemudahan Membaca Flesch (Flesch Reading Ease Score).
Sesuai formulanya, tes ini memberi kita skor berdasarkan suku kata per kata, kalimat per paragraf, dan total kata dalam teks dengan skala 0-100. Menurut skala ini, semakin tinggi skor, semakin mudah konten itu dibaca.
Skor yang lebih rendah pada skala ini berarti teks/tulisan kita tidak mudah dicerna oleh pembaca. Jika sebuah artikel memiliki skor Fleshc Reading Ease 70-80, ini setara dengan bacaan untuk siswa kelas 7, atau anak remaja berusia 12 tahun. Ini berarti bahwa isinya cukup mudah dibaca.
Seperti yang saya sebutkan terlebih dahulu di atas, pada platform blog Wordpress ada plugin Yoast SEO yang sudah dilengkapi dengan fitur penghitung skor Flesch Reading Ease, atau fitur Readibility. Tetapi, skalanya tidak ditunjukkan dalam angka, melainkan indikator apakah Keterbacaannya itu sudah Bagus (Good), Ok, atau Buruk.
11 Cara meningkatkan keterbacaan konten/artikel
Dengan memperhatikan faktor penilaian dari Flesch Reading Ease dan fitur Readibility dari Wordpress, kita bisa mendapatkan beberapa petunjuk dan cara untuk memperbaiki dan meningkatkan Keterbacaan konten, diantaranya:
1. Gunakan kata-kata sederhana
Kata-kata yang kompleks bisa memperumit masalah. Cobalah untuk menggunakan kosakata sederhana untuk menarik perhatian pembaca. Seperti yang dimaksudkan kutipan diatas, penulis yang cerdas pilihan kata dan bahasanya sederhana.
2. Memperpendek panjang kalimat
Sesuai saran dari Readibility Score di Wordpress, kalimat yang kita tulis idealnya tidak boleh lebih dari 20 kata dalam satu kalimat. Sementara secara total, jumlah kalimat yang panjangnya lebih dari 20 kata tidak boleh melebihi 25% dari seluruh kalimat dalam satu tulisan.
Biasanya, teks yang terdiri dari banyak kalimat panjang sulit dibaca. Karena kalimat panjang lebih sulit untuk diproses otak.