Di sela-sela iklan persuasi, jangan lupa memasukkan materi iklan yang berisi reminder atau mengingatkan konstituen pada jadwal pemilu. Dengan mengingatkan mereka, anda bisa berharap suara golput bisa berkurang dan setidaknya bisa meyakinkan konstituen bahwa anda ternyata peduli dengan mereka.
4. Dorongan terakhir
Mendekati hari --H (maksimal 3 hari sebelum pemilu), maksimalkan materi iklan anda dengan informasi detil tentang dimana mereka nanti akan mencoblos. Berikan contoh/simulasi mencoblos kertas suara (pastikan materi gambar/ilustrasi memuat nama/partai anda). Jangan lupa, sekali lagi yakinkan konstituen mengapa anda layak untuk dipilih mewakili mereka.
Contoh bahasa/kalimat iklannya bisa seperti ini:
Tiga hari lagi waktunya pencoblosan. Ini adalah kesempatan terakhir kita untuk memilih Cak Bejo sebagai wakil rakyat Malang Raya di DPR. Masih bingung bagaimana cara mencoblos? Atau tidak tahu dimana lokasi pencoblosan nanti? Silahkan klik halaman berikut (tautkan ke situs KPU yang memuat informasi tata cara pencoblosan atau informasi daftar TPS. Anda juga bisa menautkan ke situs pribadi atau laman media sosial anda yang sudah diisi konten informasi serupa).
***
Harus diakui, persaingan untuk mendapatkan suara pemilih dalam pemilu nanti memang sangat ketat dan sulit. Setiap caleg tentunya memiliki cara dan strategi masing-masing. Caleg yang mempunyai modal besar, tentu akan jor-joran dalam berkampanye. Mulai dari menggunakan beragam Alat Peraga Kampanye hingga iming-iming paket sembako atau money politic.
Tapi, caleg yang cerdas pastinya akan menggunakan strategi yang paling efektif untuk bisa memperkenalkan diri sekaligus meraih simpati. Silahkan saja anda berkampanye dengan metode tradisional. Namun setidaknya, imbangilah metode itu dengan strategi kampanye yang kekinian, berupa teknik pemasaran digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H