Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Iklan Gillette dan Racun Maskulinitas yang Menjadi Perdebatan Nasional

23 Januari 2019   13:56 Diperbarui: 23 Januari 2019   14:04 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahwa tindakan kasar dan beberapa perilaku tidak sopan yang digambarkan dalam iklan tersebut bukanlah manifestasi dari perilaku maskulin yang sebenarnya. 

Bahwa perilaku kasar dan tidak sopan yang tertanam pada sebagian pria harus diakui memang nyata. Namun itu tidak terkait dengan makna maskulin sebagaimana yang digeneralisasikan dalam iklan Gillette.

Beragam cuitan yang mengekspresikan respon negatif terhadap isi pesan iklan tersebut berlalulalang di media sosial.

"Mengapa kamu menempel hidungmu di tempat yang bukan miliknya? Katakan saja kamu membuat pisau cukur terbaik. Saya tidak tertarik dengan pendapatmu tentang arti maskulinitas"

"Cukup dengan mempermalukan gender, Gillette."

"Biarkan anak laki-laki menjadi anak laki-laki, sialan. Biarlah laki-laki menjadi laki-laki sial."

Sementara kamu pria bersikap reaksioner terhadap iklan Gillette, para feminist justru bertepuk tangan dan mengapresiasi iklan tersebut. Sebagian besar wanita yang setuju dengan iklan itu mengatakan, reaksi para pria terhadap iklan Gillette justru menunjukkan watak asli mereka. Mereka mengatakan, pihak yang kontra dan kecewa dengan iklan Gillette harusnya bertanya dan berkaca pada diri sendiri, "Mengapa tersinggung?".

Kaum wanita menganggap implikasi dari kekecewaan dan penolakan yang ditunjukkan banyak pria Amerika tersebut adalah bahwa, jika mereka tidak suka diajar oleh perusahaan yang mencoba menjual pisau cukurnya kepada mereka, itu berarti mereka kemungkinan masuk dalam kelompok pengganggu dan pelecehan seksual yang ada dalam pikiran pembuat iklan ketika mereka membuat iklannya.

Di luar perdebatan tersebut, banyak pihak, khususnya yang bergerak dalam bidang advertising mengatakan iklan Gillette benar-benar fenomenal dan kontroversial. Gillette dianggap membobol bendungan tebal yang selama ini menahan ego dan mitos kejantatan seorang pria.

Banyak iklan yang mengangkat budaya maskulin. Tetapi, mereka hanya memperlihatkan sisi "mitos"nya saja, bukan sebagian realita yang tertanam dalam budaya tersebut.

Seperti iklan dari produk rokok. Lihatlah bagaimana produsen dan pembuat iklan menggambarkan stereotipe dari arti maskulin dan kejantanan. Tampan, gagah, parlente, mewah, berkuasa. Pokoknya seperti apa yang ada dalam diri seorang dewa Apollo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun