Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lebih Baik Malu Saat Debat daripada Malu Saat Menjabat

9 Januari 2019   15:02 Diperbarui: 9 Januari 2019   15:03 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber grafis: style.tribunnews.com

Menjelang sesi debat pertama kandidat capres/cawapres pada 17 Januari 2019 nanti, Komisi pemilihan umum (KPU) berencana memberikan kisi-kisi pertanyaan debat kepada kedua pasangan. Komisioner KPU, Pramono Tanthowi, mengatakan lembaganya sudah mempertimbangkan keputusan memberi pasangan capres-cawapres daftar pertanyaan debat.

"Tujuannya untuk mengembalikan debat ke khittahnya," kata Pramono dalam keterangan tertulis, Ahad, 6 Januari 2019 dikutip dari Tempo. Ia mengatakan kisi-kisi tersebut akan diberikan sepekan sebelum debat.

Menurut Pramono, pemberian daftar pertanyaan ke pasangan calon bertujuan agar gagasan yang disampaikan dalam debat bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh. Sebab, kata dia, debat merupakan salah satu metode kampanye di mana peserta pemilu dapat meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program yang jelas.

Sementara itu, Ketua KPU Arief Budiman mengatakan salah satu alasan pemberian kisi-kisi pertanyaan debat adalah supaya tidak ada pasangan calon yang dipermalukan. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU ingin semua pihak menjaga martabat pasangan capres-cawapres.

Jika pertanyaan diberikan secara spontan saat debat berlangsung, ada kemungkinan paslon 'diserang' dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan. "Kami tidak ingin ada paslon yang istilahnya dipermalukan atau diserang karena persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang sangat-sangat teknis, tidak substantif," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).

Rencana KPU tersebut tentu saja memantik kontroversi. Banyak pihak yang menilai jika materi debat sudah diberikan terlebih dahulu, esensi debat capres/cawapres sudah tidak menarik lagi. Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) Sigit Pamungkas mengatakan pertanyaan dalam debat seharusnya otentik muncul dalam proses debat.

Meskipun ditanggapi secara negatif oleh publik, tim sukses masing-masing calon setuju dengan aturan baru KPU ini. Cawapres Sandiaga Uno mengatakan, dengan persiapan yang matang, debat pemilihan presiden dapat menjadi arena adu gagasan demi terciptanya pemerintahan yang kuat, tegas, dan bersih dari korupsi dari kedua kontestan.

"Saya ikut saja sama peraturan KPU. Dan harapan kami, debat itu tidak saling serang-menyerang, tapi justru mengangkat gagasan dari masing-masing pasangan calon. Sehingga masyarakat tidak melihat seperti cerdas cermat, cepat-tepat, atau seperti tebak-tebakan singkatan begitu," kata Sandiaga di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, 6 Januari 2018.

Jawaban Sandi terkait polemik materi debat yang diberikan dahulu saya kira lebih tepat untuk menjawab keraguan publik terhadap kebijakan KPU yang terbaru ini. Debat memang bukan ajang saling serang-menyerang atau menjatuhkan lawan debat.

Namun, debat juga harus terarah. Jangan sampai debat capres/cawapres hanya menjadi ajang debat kusir yang pertanyaan-pertanyaannya diluar konteks masalah yang sedang diperdebatkan.

Dalam debat, argumen yang berlawanan kerap diajukan untuk melihat sejauh mana lawan debat bisa menguasai topik yang dibahas. Dengan mengetahui kisi-kisi pertanyaan debat terlebih dahulu, pasangan capres/cawapres akan bisa memberikan penjelasan/gagasan yang utuh sebagai bagian dari kampanye visi dan misi mereka.

Pernyataan Ketua KPU Arief Budiman yang mengatakan pihaknya tidak ingin ada pasangan calon yang "dipermalukan" juga bukan jawaban yang bijak. Meskipun sudah ada bocoran materi debat, tidak ada jaminan bagi pasangan calon capres/cawapres bahwa mereka nanti tidak akan dipermalukan.  

Dalam debat, setiap kandidat dituntut harus menguasai materi dan penguasaan situasi debat dengan baik. Demam panggung pastinya akan menyerang setiap pasangan calon. Jika tidak bisa mengantisipasinya, bisa jadi pasangan calon tersebut akan gelagapan untuk menjawab pertanyaan dari panelis maupun pihak lawan.

Apalagi KPU menerapkan sistem pertanyaan buka-tutup. Artinya, KPU masih menekankan aspek pertunjukan dalam debat capres nanti. "Karena itu, maka soal-soal yang diberikan tidak sepenuhnya terbuka. KPU mengkombinasikan metode setengah terbuka dan tertutup," kata Pramono.

Ada dua model pertanyaan yang akan diberikan ke setiap pasangan calon. Pertama, model pertanyaan terbuka, yakni moderator akan bertanya dari daftar yang sudah diberikan ke pasangan calon. "Masing-masing cuma 3 pertanyaan ke setiap paslon yang mewakili tiga segmen. Pertanyaannya akan diacak walaupun semua diberi tahu," kata Ketua KPU Arief Budiman.

Sementara untuk model pertanyaan tertutup, setiap pasangan calon akan melontarkan pertanyaan ke lawan. "Pertanyaan berasal dari masing-masing. Paslon 01 mengajukan kepada paslon 02, kemudian paslon 02 mengajukan pertanyaan ke paslon 01," kata Arief. "Ini nanti tak ada yang tahu pertanyaannya seperti apa."

Jadi bisa dilihat, meski sudah mendapat bocoran pertanyaan, tidak ada jaminan masing-masing pasangan calon untuk tidak lagi dipermalukan. Unsur kejutan yang bisa memperlihatkan kelemahan dari setiap pihak tetap ada.

Lagipula, tak ada salahnya mendapat malu saat debat berlangsung. Lebih baik malu dalam arena debat daripada malu saat sudah menjabat. Lebih baik mengakui kelemahan dalam menjawab pertanyaan debat, daripada ketika sudah dilantik dan resmi menjadi pemimpin ternyata mengingkari visi dan misi yang pernah disampaikan saat debat dan kampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun