Bukankah arah nasib sudah dipetakan?
Kita hanyalah musafir yang mungkin berjalan berdampingan,
atau cuma sekadar sejenak berpapasan.
Lalu berpisah,
saling mengakhiri kisah.
Seperti kembang api yang naik ke atas langit,Â
meletup bercahaya lalu bertebaran ke segala arah.
Tetapi, bila kelak saat itu tiba,Â
kau tak perlu lenyap seperti kembang api itu.
Tetaplah bercahaya di atas langit hatiku.
Dan sesekali singgahlah sejenak di kecemasanku,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!