Di bulan November-Januari, intensitas hujan sangat tinggi. Hujan kadang tidak bisa diprediksi. Pagi cerah, bisa saja tiba-tiba siang turun hujan deras. Bisa kamu bayangkan sendiri, bagaimana rasanya berwisata di tengah hujan deras? Apalagi Bali terkenal dengan pariwisata alamnya.
Risiko suara bising saat malam tahun baru
Jika empat risiko tadi sudah kamu antisipasi dengan baik, apa kamu sudah siap menghadapi risiko yang satu ini? Risiko terakhir, saat kamu liburan tahun baru ke Bali adalah suara bising.
Ini hanya terjadi saat malam pergantian tahun. Semua sudut wilayah Bali sangat antusias menyambut malam pergantian tahun. Dan, ritual itu ditandai dengan membunyikan terompet hingga menyalakan kembang api hampir sepanjang malam hingga dini hari.
Biasanya, menjelang petang sudah ramai suara ledakan kembang api dan terompet. Intensitas suara semakin memekakkan telinga menjelang pukul 12 malam, dan akan terus berlanjut hingga pukul 04 dinihari.
"Lah, justru risiko terakhir ini yang saya cari. Suasana pergantian tahun baru di Bali memang khas banget, tidak saya jumpai di wilayah manapun di Indonesia. Lagipula, masalah bising di malam tahun baru kan terjadi di semua kota, bukan cuma di Bali saja. Buat yang gak suka kebisingan, ya waktu malam tahun baru jangan liburan di Bali dong."
Yah, kamu memang benar. Apa yang saya sebutkan tadi memang hanya masalah selera dan persepsi saja. Setiap orang tentu memiliki selera yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki persepsi masing-masing dalam menafsirkan bagaimana cara menikmati liburan akhir tahun yang menyenangkan.
Jika memang suka dengan keramaian, suara bising dari ledakan kembang api, ayo ramai-ramai berlibur ke Bali. Jika lebih suka dengan suasana yang hening agar dapat meresapi makna pergantian akhir tahun, silahkan cari tempat wisata yang masih baru, yang belum banyak terjamah oleh keramaian wisatawannya.