Sewaktu Blogger Kompasiana Malang menggelar Bazar UMKM bekerjasama dengan Baznas Kota Malang bulan Desember tahun lalu, perhatian saya tertarik pada produk kripik istimewa ini. Bang Zay Paradis Crunch Banana Chips, begitu label yang tertera di kotak kemasan.
Jika kripik pisang biasa bentuknya irisan tipis memanjang atau bundar, kripik pisang klutuk Bang Zay bentuknya seperti irisan buah yang utuh. Tidak tipis, pipih memanjang atau bundar. Meski begitu, saat dimakan tetap renyah dan tidak alot. Citarasa pisangnya juga lebih terasa, berbeda dengan kripik pisang lain yang kadang malah terasa hambar atau sekedar manis biasa.
"Dari kampung Klayatan, Mas," jawab ibu-ibu yang menjual ketika saya tanya darimana produk ini. Kampung Klayatan, Kecamatan Sukun Kota Malang adalah kampung dari Zainal Efendi, sosok enterpreneur muda yang sukses membuat aneka olahan makanan ringan dengan label Bang Zay.
Kisah sukses Bang Zay dimulai ketika dia terkena PHK dari salah satu perusahaan pangan ternama pada tahun 2014. Dengan kondisi finansial yang semakin memburuk, Bang Zay mulai bekerja apa saja asal bisa mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Istrinya, Masithah memilih untuk menjadi TKW di Hongkong.
Setelah ditinggal istrinya ke luar negeri, Bang Zay mulai berinisiatif membuat produk olahan abon dari Ikan Lele. Ide tersebut diperoleh usai mengikuti pelatihan dari Dinas Pertanian Kota Malang. Abon Ikan Lele hasil olahannya dia bagikan ke tetangga sekitar. Ternyata abon ikan lele olahan Bang Zay disukai oleh tetangganya. Dari sana Bang Zay kemudian memproduksi abon ikan dalam jumlah banyak untuk kemudian dijual ke beberapa pasar tradisional di Kota Malang.
Namun kreativitas Bang Zay tidak berhenti disitu. Bang Zay kemudian mencoba peruntungan dengan membuat kripik pisang dari buah pisang yang tidak biasa, yakni pisang biji (gedang kluthuk dalam Bahasa Jawa).
Ide ini ia peroleh ketika mengunjungi rumah ibunya di Donomulyo, Kabupaten Malang.
"Pas menjelang lebaran tahun 2016, Ibu saya sempat panik karena tidak ada suguhan untuk kerabat dan tamu yang datang bersilaturahmi. Beliau lalu menyuruh saya mengambil pisang di kebun belakang rumah. Karena adanya tinggal pisang klutuk, ya pisang itu yang saya ambil," tutur Zainal Efendi saat diwawancarai Pomidor.id (10/4/2018).
Pisang klutuk itu kemudian diolah ibunya menjadi kripik untuk suguhan Hari Raya. Bang Zay yang mencicipi untuk pertama kalinya merasa olahan pisang klutuk itu sangat enak dan bisa dikomersilkan.
Ketika pulang ke Kota Malang, Bang Zay tak lupa membawa kripik pisang klutuk untuk dibagikan ke teman-temannya. Respon mereka pun sama dan kemudian mereka mendorong Bang Zay untuk memproduksi kripik pisang klutuk itu dalam jumlah banyak untuk dijual kembali.
Akhirnya Bang Zay pun terjun total untuk memproduksi kripik pisang klutuk yang khas dan unik ini. Berbagai pameran produk UMKM dia ikuti untuk memperkenalkan kripik pisang klutuk miliknya.