Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Jangan Menunggu Datangnya Inspirasi untuk Mulai Menulis

7 Desember 2018   05:07 Diperbarui: 7 Desember 2018   15:56 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan pada penulis sukses adalah: "Apa yang menginspirasi tulisan Anda?"

Apa yang menginspirasi JK. Rowling hingga bisa menghasilkan buku Harry Potter berikut semesta dunia sihirnya? Apa yang menginspirasi Dan Brown, Stephen Kings, Rick Riordan dan penulis best seller lain saat mereka menciptakan karya tulis yang begitu mempesona?

Tentu saja para penulis tersebut terinspirasi oleh suatu hal dan banyak hal lain. Namun, dibalik kenyataan umum itu, ada satu pertanyaan yang bisa kita jadikan bahan renungan. Apakah seorang penulis itu harus terinspirasi sebelum dia menulis?

Fenomena writer's block (blokir penulis) adalah fenomena umum yang sering dihadapi para penulis. Kegelisahan diri, suasana yang tidak nyaman, masalah pribadi, frustasi karena tulisan terus direvisi dan banyak masalah lain menjadi penyebab seorang penulis mengalami paceklik ide. Ujungnya, kita menjadi tidak bersemangat untuk menulis apapun.

Seandainya hal tersebut terjadi, apa yang kita lakukan? Bagi banyak orang, godaannya adalah meletakkan pena, menutup laptop atau buku, duduk kembali merenung dan menunggu ide atau inspirasi datang menyerang.

Jika ini yang kita lakukan, kita tidak akan mendapatkan tulisan apapun. Dan seandainya kita membayangkan sedang meminta nasehat pada para penulis kelas dunia, mungkin kita akan dibentak dan mereka berkata marah, "Jangan menunggu datangnya inspirasi untuk menulis sesuatu!"

Saya tidak sedang mengkhayal atau bercanda, Esmeralda. Banyak kutipan-kutipan dari penulis dunia yang pesan moralnya sama, "Jangan menunggu inspirasi untuk menulis!"

"If you wait for inspiration to write; you're not a writer, you're a waiter."

Menurut Dan Poynter, jika kita menunggu inspirasi untuk menulis, kita bukan penulis, melainkan seorang pelayan. Menunggu inspirasi datang adalah pekerjaan yang sia-sia. Inspirasi itu dicari, bukan ditunggu. Sebagai penulis, kita harus aktif untuk mencari inspirasi tersebut.

Bagaimana caranya?

Banyak banget. Meminjam narasi Pak Jokowi: Inspirasinya ada, tinggal kita mau mencari atau tidak. Membaca buku, menjelajahi internet, keluar sebentar dari rumah, nongkrong di warkop, mendengarkan musik, atau berjalan-jalan ke tempat favorit. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memancing inspirasi, bukan dengan menunggunya begitu saja.

Mengatasi Writer's block

Bagaimana bila kita sedang tidak ada mood untuk menulis, terkena writer's block?

Pertanyaan semacam itu hanya alasan saja untuk membenarkan kemalasan kita dalam menulis.

"It's not the fear of writing that blocks people, it's the fear of not writing well; something quite different."

"Bukan rasa takut menulis yang menghalangi orang, itu adalah rasa takut tidak menulis dengan baik; sesuatu yang sangat berbeda."

Ini adalah kutipan yang bagus dari Scott Berkun bagi mereka yang menderita blokir penulis. Ketidakmampuan kita untuk meletakkan kata-kata di halaman itu sebenarnya bukan berasal dari kurangnya kreativitas atau inspirasi, melainkan keengganan bawah sadar untuk menulis apa pun yang tidak sepenuhnya sempurna.

Banyak penulis yang dibayang-bayangi harapan "semu" bahwa tulisan mereka harus sempurna banget. Kata Jodi Picault si novelis romantis itu,

"You can always edit a bad page. You can't edit a blank page."

Kita dapat mengedit halaman yang buruk. Tapi kita tidak bisa mengedit halaman kosong. Kita takut untuk mengawali sebuah tulisan hanya karena kita terlalu perfeksionis. Jangan takut menulis satu halaman yang buruk, karena kita akan bisa menghapus dan mengeditnya kemudian. Kecuali kita menggunakan semacam mesin tik kuno yang tidak bisa dihapus, atau kita hidup di jaman batu dimana sebuah tulisan harus dipahat di atas bebatuan.

Inspirasi atau ide itu memang bisa datang tak terduga. Namun, bukan berarti kita tidak bisa mengontrol datangnya suatu inspirasi.

Bayangkan diri kita berada dalam sebuah kontes menulis yang serius di mana kita telah berhasil mencapai tahap akhir dan waktu yang mendesak. Di saat seperti itu, apakah kita akan menunggu untuk terinspirasi oleh sesuatu sebelum kita memulai dengan apa pun yang harus kita tulis? Saya percaya bahwa kita tidak akan menunggu datangnya inspirasi. Sebaliknya, kita lah yang aktif mencari inspirasi.

Sebagaimana emosi yang bisa kita kontrol, begitu pula dengan inspirasi. Dengan sebuah teknik tertentu, kita bisa mengontrol inspirasi untuk terus dan terus menulis setiap hari.

Memangnya apa faedahnya menulis setiap hari?

Kata Franz Kafka, "A non-writing writer is a monster courting insanity."

Penulis yang tidak menulis adalah monster yang mengidolakan kegilaan. Begitu ketusnya Kafka menjuluki mereka yang mengaku penulis, tapi tidak menulis atau berhenti menulis setelah berhasil menyelesaikan satu buah karya.

Menurut Kafka, seorang penulis tidak pernah benar-benar pensiun untuk menulis. Itu sebabnya banyak penulis yang menganggap menulis itu lebih sebagai gaya hidup daripada pekerjaan. Penulis itu selalu menulis, apakah itu di kepala atau di atas kertas.

Teknik mengontrol inspirasi untuk menulis

Kembali pada teknik mengontrol inspirasi, kuncinya cuma satu. Yakni memberi target menulis pada diri sendiri, atau dengan kata lain komitmen untuk mencapai target menulis setiap hari!

Banyak penulis hebat hingga hari ini masih terus menulis dengan konsisten sampai mereka mencapai tujuan atau menyelesaikan draf pertama mereka. Contoh sempurna adalah Stephen Kings yang berkomitmen menulis 2000 kata setiap hari.

Mungkin ada yang berpikir dan bertanya; apakah dia mendapat inspirasi setiap hari? Atau mungkin, dia menunggu suatu pemicu untuk memberinya inspirasi,  "Ok, kamu bisa menulis bab 3 sekarang"? Tentu saja tidak, Ferguso.

Perhatikan seperti apa jawaban Stephen Kings:

"Ketika ditanya, 'Bagaimana Anda menulis?' Saya selalu menjawab, 'Satu kata setiap saat,' dan jawabannya selalu berhenti disitu. Hanya itu saja. Kedengarannya terlalu sederhana untuk menjadi kenyataan, tetapi pertimbangkan Tembok Besar China, jika Anda mau: satu batu pada suatu waktu. Itu saja. Satu batu pada satu waktu. Tetapi saya telah membaca bahwa Anda dapat melihatnya dari luar angkasa tanpa teleskop. "

Satu kata setiap saat. Stephen Kings mengibaratkannya dengan kita membangun Tembok Besar China dengan menyusun satu batu pada satu waktu. Terus menerus, sampai menjadi tembok panjang yang membentang hingga bisa dilihat dari luar angkasa tanpa teleskop. Buatlah suatu target menulis setiap hari, berlatih terus hingga kelak kita bisa menghasilkan mahakarya sendiri. Begitu sederhana bukan?

"Amateurs sit and wait for inspiration, the rest of us just get up and go to work," tambah Stephen King. 

Seorang amatir hanya duduk dan menunggu inspirasi, sementara sebagian dari kita bangun dan pergi bekerja (mencari inspirasi).

Sekarang tinggal kita yang memutuskan, apakah sudah puas hanya menjadi seorang penulis amatir saja, atau ingin menjadi bagian dari orang-orang seperti Stephen Kings yang bangun dan pergi mencari inspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun