***
Deg.
Hati Rayhan berdetak kencang. Dia punya firasat ucapan Mita itu menyangkut dirinya. Sikap Mita kepadanya selama ini, seperti yang dikatakan Faisal, seolah ada hati kepadanya. Rayhan juga merasa keyakinannya barusan bahwa Mita bukan pengirim puisi misterius itu perlahan memudar.
Keheningan diantara mereka berdua disela oleh kedatangan pelayan yang membawa pesanan.
"Silahkan Mbak, ini pesanan dan tagihannya," kata pelayan pada Mita.
"Biar aku saja Mit yang bayar," kata Rayhan sembari merogoh kantong belakangnya.
"Nggak usah Pak Ray. Mita yang ngundang, berarti Mita yang bayar."
Rayhan mengalah. Mita lalu mengeluarkan dompetnya dan mengambil sejumlah uang. Diberikannya pada pelayan yang menunggu di sampingnya.
"Kembaliannya buat Mbak saja," kata Mita.
"Terima kasih, Mbak. Permisi," kata pelayan sambil menganggukkan kepalanya.