Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bila Kita Merindukan Haji, Persiapkan Hal Ini Sejak Dini

4 Desember 2018   00:50 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:49 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nu.or.id

Bagi umat Islam, ibadah haji adalah puncak impian. Siapa diantara umat Islam yang hatinya tidak merindukan haji? Menjadi tamu di Baitullah, sekaligus menunaikan Rukun Islam yang kelima.

Di Baitullah itulah tempat Islam bermula. Dan ke tempat yang mulia itu pula Allah  mengundang seluruh manusia untuk haji dan beribadah kepada-Nya. Undangan haji ini bahkan berlaku berlaku sejak masa Nabi Ibrahim A.S, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS. Al-Hajj: 27)

Ibadah haji diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu. Baik itu mampu secara fisik, maupun mampu secara finansial. Allah berfirman,

"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." 

(QS. Ali Imran: 97)

Sebagian besar umat Islam jika membaca ayat ini memiliki persepsi bahwa yang bisa pergi haji hanya mereka yang kaya saja. Sehingga orang-orang yang belum dikaruniai kecukupan harta menjadi ciut nyalinya. Tak sedikit pula diantara kaum muslimin bahkan belum ada gambaran sama sekali di benaknya untuk berhaji lantaran melihat minimnya ekonomi mereka.

Ayat tersebut memang menjelaskan secara harfiah bahwa ibadah haji itu wajib bagi yang sanggup (mampu) mengadakan perjalanan ke Baitullah. Tapi bukan berarti ayat ini hanya membatasi pada orang kaya saja. Sanggup disini berarti bila saatnya berhaji tiba, jasmani kita sehat dan finansial kita mencukupi untuk melakukan perjalanan ke Baitullah.

Kesanggupan kita untuk melaksanakan ibadah haji bisa terlihat pertama kali dari niat. Dengan niat yang tulus dan ikhlas, insyaallah kita tak akan luput dari pahala haji. Bisa jadi dengan niat dan tekad yang tulus itu Allah berkenan memberi kita kemudahan jalan yang tak disangka-sangka.

Kita mungkin pernah mendengar beberapa kisah inspiratif, tentang orang-orang yang belum dikaruniai kecukupan harta, tapi mampu pergi haji. Mereka yang berprofesi sebagai guru, petani, pedagang kelontong, dan macam-macam profesi lain yang menurut pemikiran kita penghasilannya belum bisa digunakan untuk membiayai haji. Tapi atas kehendak Allah, impian mereka untuk beribadah haji bisa terkabulkan.

Namun, niat saja belum cukup. Sebagai bukti dari tekad dan niat kita, tentunya kita tidak akan tinggal diam. Ada ikhtiar atau usaha semampu kita untuk bisa menjalankan niat beribadah haji.

Di kampung saya daerah Tenggilis, Surabaya, ada tetangga yang sehari-hari berjualan tempe. Nama beliau Ibu Asih. Musim haji tahun 2018 kemarin, beliau berangkat haji melalui embarkasi Juanda Surabaya.

Banyak tetangga sekitar yang takjub sekaligus heran, bagaimana bisa Ibu Asih yang hanya berjualan tempe bisa pergi haji. Beliau tidak menerima warisan, atau menjual tanah berhektar-hektar. Ternyata rahasianya cuma satu, Ibu Asih menyisihkan sebagian penghasilannya dari berjualan tempe selama bertahun-tahun dan ditabung sebagai bentuk ikhtiar dari niatnya beribadah haji.

Ya, menabung adalah salah satu ikhtiar kita untuk bisa memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci. Mengapa harus menabung?

Di Indonesia, pelaksanaan ibadah haji pada dasarnya dibagi dua, yakni Haji Reguler dan Haji ONH Plus. Untuk Haji Reguler, besarnya ongkos naik haji (ONH) lebih terjangkau, sekitar 35 juta rupiah yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi.

Sementara untuk Haji ONH Plus, biayanya lebih besar 3 kali lipat. Dibandingkan Haji Reguler, tentu saja Haji ONH Plus memiliki beberapa keistimewaan. Seperti masa tunggu haji yang cuma sebentar. Terkadang bisa pada tahun itu juga, tergantung kuota haji ONH Plus yang tersedia. Pelaksanaan ibadah hajinya pun tidak lama, sekitar satu minggu saja.

Sedangkan jika kita memilih Haji Reguler, kita harus sabar menunggu waktu yang lamanya bisa belasan tahun. Seperti diketahui, masa tunggu haji di Indonesia saat ini mencapai 11-30 tahun. Hal ini tak lepas dari jumlah pendaftar haji yang terus meningkat. Dikutip dari IDN Times, data dari Kementerian Agama menyebutkan bahwa hingga April 2018, sebanyak 3,8 juta pendaftar sudah mengantre. Adapun jatah dari pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia sendiri hanya 221 ribu jemaah per tahun.

Dengan masa tunggu haji yang begitu lama, ongkos naik haji pada saat jadwal keberangkatan tentu akan bertambah besar jumlahnya. Misalnya ongkos naik haji tahun ini adalah 35 juta rupiah, dan kenaikan ongkos haji maksimal 5 juta setiap tahun. Bila masa tunggu haji kita 5 tahun, maka ongkos naik haji pada tahun 2023 sebesar 60 juta rupiah. Kita bisa menghitung sendiri apabila masa tunggu haji itu selama 10 atau 20 tahun.

Mengingat jumlahnya yang tidak sedikit, sudah sepatutnya jika kita memiliki rencana menabung haji sedini mungkin. Dengan perencanaan tabungan haji yang baik, kita masih bisa memenuhi keperluan rumah tangga sembari menyisihkan sebagian pendapatan untuk diniatkan sebagai biaya pergi haji.

Kelak, apabila saatnya berhaji tiba, kita tidak akan kesulitan mencari dana tambahan untuk melunasi ongkos naik haji. Perlu diketahui, pelunasan ongkos Haji Reguler biasanya jatuh pada 2 bulan sebelum keberangkatan.

Karena tabungan ini dilandasi niat suci untuk beribadah, sudah semestinya pula kita memilih tabungan yang syariah. Salah satunya adalah Tabungan Rencana Haji iB dari Bank Danamon.

Tabungan ini adalah tabungan rencana yang menggunakan prinsip Syariah bagi hasil (Mudharabah) dalam mata uang Rupiah. Tabungan Rencana Haji iB Bank Danamon disediakan khusus untuk mewujudkan keinginan niat suci kita dalam menunaikan ibadah Haji.

Melalui Tabungan Haji Danamon Syariah ini, kita bisa memilih jangka waktu dan jumlah setoran sesuai dengan kemampuan kita. Untuk membuka Tabungan Rencana Haji Danamon Syariah, kita cukup membayar setoran awal minimal Rp. 100.000 dengan jumlah setoran bulanan mulai Rp. 300.000 hingga Rp. 5 juta. Jangka waktunya bisa kita sesuaikan dengan jumlah setoran bulanan, mulai dari 6 bulan hingga 72 bulan.

Dengan jumlah setoran bulanan seperti itu, rasanya tidak terlalu sulit bagi kita untuk mulai menabung haji. Apalagi bagi kita yang masih berusia muda. Semakin banyak waktu yang kita miliki, semakin terencana pula keuangan kita untuk berangkat ke tanah suci.

Apa susahnya menyisihkan gaji atau penghasilan bulanan sebesar Rp. 300 ribu per bulan? Jika dibagi 30 hari, setiap hari kita hanya perlu menyisihkan uang sebesar Rp. 10 ribu saja. Tidak terlalu sulit bukan? Daripada habis tanpa ada manfaat, mengapa tidak kita alokasikan pada tabungan haji dengan komitmen yang lebih rutin? Jangan khawatir potongan biaya administrasi karena Tabungan Haji Danamon Syariah bebas biaya administrasi bulanan.

Bila kita ingin pergi haji tanpa harus menunggu waktu terlalu lama, maka alokasi setoran bulanan untuk tabungan haji harus kita maksimalkan pula. Misalnya kita komitmen menyisihkan Rp. 50 ribu per hari, maka setiap bulannya kita bisa mengalokasikan setoran tabungan sebesar R. 1.5 juta. Dan untuk mencapai jumlah minimum setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp. 25 juta, kita hanya membutuhkan waktu sekitar 16 bulan saja. Saat itu, kita sudah bisa membuka Rekening Tabungan Jamaah Haji (RTJH) Danamon.

Rekening ini memberikan kemudahan bagi kita saat melakukan pendaftaran ibadah Haji melalui pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang terkoneksi langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama RI. Saat kita sudah membayar setoran awal BPIH tersebut, maka kita akan memperoleh Nomor Porsi. Nomor ini digunakan untuk mengecek masa tunggu dan jadwal keberangkatan haji kita.

Usia manusia memang di tangan Allah. Setiap perencanaan yang kita buat tidak ada hasilnya apabila Allah berkehendak lain. Namun setidaknya, niat suci kita untuk bisa beribadah haji dicatat oleh Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

"Maka barangsiapa yang bertekad melakukan suatu kebaikan dan dia belum mengerjakannya, maka Allah mencatat baginya satu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya." (HR. Bukhari).

Di usia kita yang masih muda ini, hendaknya bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fisik yang sehat dan bugar adalah modal utama untuk bekerja keras sesuai kemampuan kita. Jangan jadikan kecilnya penghasilan yang kita peroleh sebagai alasan untuk menunda dan mengendorkan impian kita untuk menunaikan ibadah haji.

Semoga Allah memudahkan kita untuk ziarah dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah yang mulia. Amiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun