Tamu undangan sudah menunggumu dari tadi.
Meja kecil beralaskan kain sutra berdiam diri di tengah ruangan, siap menjadi saksi.
Pak Penghulu berkali-kali melirik jam tangannya, seolah tak sabar menanti.
Tirai ungu yang menutupi pintu kamar disibakkan berulang,
Sepasang mata mengintip keluar, seolah hendak memastikan dirimu sudah datang.
Lalu kau datang dengan langkah tegap, bak Raja yang hendak dimahkotai.
Sesekali kau luruskan kalung bunga yang menggelantung indah.
Wajahmu seperti lukisan yang memang dibuat untuk berbahagia selamanya.
Duduk bersimpuh, kau jabat erat tangan penghulu.
Kata "Sah" kemudian lantang menggema di penjuru ruangan.
Tak ada habisnya kau jadi buah bibir di lingkungan tamu undangan.