Sebuah cara unik dilakukan manajemen Whiz Prime Hotel Malang dalam memperingati ulang tahun perdananya. Pada Minggu 11 Nopember 2018, mereka menggelar Lomba Mural bertema Malang Heritage. Sekitar 121 pelukis mural dari 51 kelompok beradu kreativitas melukis dengan media kanvas dinding pelataran parkir Hotel Whiz Prime yang terletak di Jalan Basuki Rahmat.
Menurut Yusnie Azhari, Sales & Marketing Manager Whiz Prime Hotel Malang, acara ini diselenggarakan sebagai rangkaian acara ulang tahun perdana Hotel Whiz Prime Malang yang jatuh pada tanggal 11 Nopember 2018. Tema Malang Heritage dipilih karena lokasi hotel ini berada di kawasan heritage Kampung Kayutangan. Lomba Mural ini tak hanya diikuti pelukis mural dari Kota Malang saja. Beberapa pelukis berasal dari berbagai daerah sekitar Jawa Timur. Bahkan ada dua pelukis yang sengaja jauh-jauh datang dari Semarang.
Sejak pukul 08.00, para pelukis sudah datang memenuhi area parkir. Setelah resmi dibuka, mereka kemudian menggelar berbagai perlengkapan melukis di depan petak-petak dinding yang sudah dibagi. Satu demi satu para peluki lalu beraksi. Sebelumnya, para pelukis yang terpilih untuk ikut lomba ini diharuskan mengirimkan sketsa lukisan yang akan dilukiskan di tembok parkir hotel.
Beberapa pelukis tampak menggambar sketsa menggunakan krayon. Tak sedikit pula yang memilih untuk langsung menyapukan kuasnya. Seperti yang dilakukan Aziz Lukis dan Utomo HS. Keduanya pelukis mural dari Semarang.
Aziz Lukis memilih Gereja Hati Kudus Yesus (Gereja Kayutangan) dan monumen Tugu Balaikota sebagai obyek lukisannya. Tanpa ragu-ragu, tangan Aziz Lukis terlihat terampil menyapukan kuasnya di kanvas tembok berwarna putih. Pertama, dia mengguyur kanvas tembok dengan warna biru langit dengan sentuhan awan putih.
Gereja Kayutangan diletakkannya di sisi kiri, agak ke atas. Seperti melayang di langit-langit biru. Sementara monumen Tugu ditaruhnya tepat di tengah-tengah. Di sekelilingnya, Aziz Lukis menambahkan sentuhan gambar pepohonan dengan rangkaian bunga apel merah berada di depan gambar Tugu.
Kalau saya perhatikan, candi yang dilukis Utomo HS mirip dengan Candi Badut yang terletak di kawasan Tidar, Malang. Untuk melengkapi lukisan candinya, Utomo HS menambahkan gambar pasangan laki-laki dan perempuan dalam pakaian Jawa Kuno.Â
Kembali saya bertanya, siapa kedua orang yang ia lukis tersebut. Apakah Ken Arok dan Ken Dedes? Sambil tertawa, peserta tertua ini menjawab tidak tahu. Ia hanya berimajinasi ada dua orang Jawa Kuno yang sedang menuju candi.
Yudi mengambil objek monumen Tugu sebagai bahan lukisannya, dengan dasar warna kuning cerah. Obyek tambahan pada lukisan ini berupa bis Macyto, topeng malang, singa memegang bola sebagai simbol klub sepakbola Arema Malang dan sepasang penduduk yang mengacungkan jempolnya.
Tampak di kejauhan adalah gedung hotel Whiz Prime. Sebuah gambar lilin di ujung kiri atas menggambarkan maksud lukisan mural ini sebagai ucapan selamat ulang tahun yang pertama.
Tepat pukul 16.00, aktivitas melukis dihentikan. Penjurian pun dimulai. Hasilnya, lukisan mural dari Subkhi berhasil meraih juara pertama. Berturut-turut kemudian adalah lukisan mural Yudi dan Azis Lukis sebagai juara kedua dan ketiga. Para pemenang ini berhak atas hadiah berupa uang tunai, trophy dan voucher menginap di Whiz Prime Hotel.
Acara yang digelar Whiz Prime Hotel Malang ini memang unik dan menarik. Selain menyalurkan kreativitas para pelukis mural dengan menyediakan medianya, Whiz Prime Hotel Malang juga berhasil memperkenalkan budaya serta obyek-obyek cagar budaya Kota Malang.
Hal ini sejalan dengan misi pariwisata Kota Malang yang menjadikan wisata heritage sebagai salah satu obyek wisata andalan. Tak hanya itu, pihak hotel juga memperoleh manfaat nyata. Dinding area parkir hotel menjadi terlihat rapi dan indah dipandang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H