Seandainya film The Terminal yang dibintangi Tom Hanks itu dibuat ulang (remake), saya akan menyarankan produser atau sutradaranya supaya meng-casting teman saya Kompasianer Dizzman sebagai pemeran utamanya. Atau minimal menjadikan dia sebagai salah satu rujukan dan referensi film tersebut.
Apa alasannya?
Hingga usianya yang sudah menginjak setengah baya ini, Om Dizzman (saya menyebutnya Om karena dia menang usia dan pengalaman, sementara saya cuma menang di jumlah uban rambut saja) sudah pernah menginjakkan kaki di 53 bandara lokal di Indonesia dan 38 bandara luar negeri!
Bisa dibayangkan sendiri betapa banyak pengalamannya tentang seluk beluk bandara. Dan pengalaman itu dia tuangkan dalam bentuk buku yang diberi judul sangat sesuai, "Manusia Bandara".
Pada 1 November 2018 malam kemarin, si Manusia Bandara itu mendarat di Museum Reenactor Malang. Tujuannya cuma untuk melepas kangen dengan beberapa rekan blogger Kompasiana Malang, sekaligus me-launching buku pertamanya tersebut.
Awalnya, Om Dizzman cuma mengajak untuk kopi darat kecil-kecilan saja berhubung dia sedang ada tugas di Jawa Timur. Ketika bingung hendak mencari tempat buat kopdar, Eko Irawan, salah satu Kompasianer Malang sekaligus penghobi dan penggagas Museum Reenactor menawarkan tempatnya untuk dijadikan ajang temu kangen sekaligus perkenalan buku Manusia Bandara.
Gaung pun bersambut, rekan-rekan Bolang (Blogger Kompasiana Malang) mengiyakan ajakan tersebut. Undangan pun menyebar di grup Whatsapp. Tak dinyana, ada beberapa rekan dari komunitas lain yang ingin menghadiri acara kopdar tersebut, sekaligus menuntaskan rasa penasaran mereka pada Museum Reenactor yang pernah dituliskan Bolang dalam buku Pesona Kampung Tematik.
Menurut Om Dizzman, buku tentang traveling sudah banyak ditulis orang. Tempat-tempat wisata pun sudah banyak diulas, baik dalam bentuk buku seperti yang dilakukan Trinity atau yang ditulis dan diunggah di situs-situs khusus traveling.
Namun, belum banyak, atau boleh dibilang belum ada yang mengulas seperti apa suasana bandara itu. Sebagai salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi orang, bandara menyimpan banyak cerita unik dan menarik. Sayang sekali rasanya jika cerita-cerita itu tidak dibagikan.
Buku Manusia Bandara  tidak mengupas rupa dan bentuk bandara-bandara yang pernah disinggahi Om Dizzman. Buku ini hanya menceritakan sekelumit kisah dari sekian banyak kejadian menarik di bandara yang pernah dialami Om Dizzman selama melakukan perjalanannya keliling Indonesia dan ke luar negeri menggunakan pesawat terbang.
Ada pula cerita tentang kenakalan maskapai Singa Merah, yang pada akhirnya malah berujung berkah. Dan tak kalah uniknya adalah cerita tentang bandara yang didalamnya ada orang menjual mesin cuci! Di bandara mana itu? Sekali lagi, saya menyarankan bacalah buku Manusia Bandara ini.
Buku ini tak hanya memuat cerita pengalaman Om Dizzman saja. Di dalamnya, juga dibagikan beberapa tips yang bermanfaat. Seperti rute angkutan umum di beberapa bandara yang menurut Om Dizzman untuk menghemat budget daripada naik taksi bandara yang sudah tentu tarifnya lebih mahal.Â
Ditulis dalam bahasa yang lugas dan sederhana sehingga mudah dicerna, buku ini bisa dijadikan bacaan ringan, sekaligus kita bisa mengambil beberapa tips dan pelajaran berharga di dalamnya.
Hanya satu kekurangan dari buku ini. Tak ada ilustrasi sama sekali! Mengingat Om Dizzman penghobi traveling, selalu membawa kamera kemanapun dia pergi, saya merasa kekurangan ini sangat mencolok. Jadinya buku ini terasa kering, meskipun isinya menarik. Apa gunanya hard disk eksternal berukuran 2 TB yang isinya koleksi foto-foto perjalanan itu jika tidak ada satu pun fotonya yang dimuat di buku ini?
Judul Buku : Manusia Bandara
Penulis  : Dizzman
Isi Buku : viii + 148 halaman
Cetakan pertama : Oktober, 2018
Penerbit : Peniti Media
ISBN : 978-602-6592-37-8
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H