Sama halnya dengan kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Prabowo mendapat informasi menyesatkan tentang kejadian yang menimpa Ratna Sarumpaet. Karena percaya pada si pemberi informasi, Prabowo pun melontarkan pernyataan pada pers yang akhirnya berujung pada terbongkarnya kepalsuan penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Terkait berita tentang mobil Esemka sendiri, entah mengapa hal ini selalu menjadi komoditas politik. Padahal, informasi palsu tentang mobil ini sudah lama terjadi. Jejak digitalnya bisa kita cari dengan mudah. Mulai dari berita tentang sudah dipesannya mobil Esemka sebanyak 7 ribu unit, hingga berita tentang mobil Esemka yang bisa dipesan secara online.
Presiden Jokowi pun sudah menyatakan perkara mobil Esemka sudah bukan urusan pemerintah lagi. Lebih khusus, Jokowi merasa dirinya sudah tidak ada urusan lagi dengan mobil yang pernah dia banggakan dulu. Brand kendaraan yang mengantarkan dirinya mencapai puncak popularitas hingga bisa menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Menilik fakta tersebut, seharusnya mobil Esemka tidak perlu lagi dikaitkan dengan politik, apalagi dijadikan kendaraan untuk meraih simpati. Sudah cukup banyak berita bohong yang disebarkan mobil Esemka. Apakah pers hendak membodohi masyarakat dengan kebohongan-kebohongan yang berulang?
Seandainya mobil Esemka benar-benar diproduksi, terlepas dari mobil ini cuma ganti merek saja, hal ini pun patut kita apresiasi. Tanpa harus memberitakannya secara berlebihan, apalagi dikaitkan dengan prestasi orang-orang tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H