Dan yang ditakutkan pengulangan ini menimbulkan salah persepsi dari lawan bicara kita. Perbendaharaan kata yang banyak bisa membantu kita untuk lebih mengekspresikan diri dan membantu hubungan kita dengan orang lain.
Bagaimana caranya menambah perbendaharaan kosakata? Bacalah buku fiksi.
Sebuah penelitian dari Emory University membandingkan otak orang-orang setelah mereka membaca fiksi (khususnya novel Pompeii dari Robert Harris  selama sembilan malam) dengan otak orang-orang yang tidak membaca.
Hasilnya, otak para pembaca menunjukkan lebih banyak aktivitas di area-area tertentu daripada mereka yang tidak membaca --- terutama korteks temporal kiri, bagian otak yang biasanya diasosiasikan dengan pemahaman bahasa.
Penelitian lain yang dilakukan situs testyourvocab.com juga menunjukkan ada perbedaan signifikan dalam hal kekayaan verbal antara pembaca fiksi dan non fiksi. Situs ini menganalisis jutaan peserta tes untuk menemukan kesimpulan dari hipotesis mereka bahwa membaca lebih banyak akan membangun kosakata yang lebih besar.
Penelitian ini mencatat: "Bahwa bacaan fiksi itu akan meningkatkan ukuran kosa kata yang lebih dari sekadar non-fiksi adalah salah satu dari hipotesis kami - itu masuk akal, bagaimanapun juga, mengingat fiksi itu cenderung menggunakan variasi kata yang lebih banyak daripada non-fiksi. Namun, kami tidak menduga efeknya akan sangat menonjol ini. "
8. Fiksi memungkinkan ketidakpastian (di mana kreativitas tumbuh subur)
Seberapa sering kita bisa menebak dengan tepat akhir sebuah film atau cerita fiksi? Jika pengarangnya jenius, mereka bisa menciptakan plot twist yang sering tak terduga. Jangan mengomel jika kita mendapati hal ini. Justru nikmatilah, karena inilah yang membuat fiksi itu menjadi lingkungan yang sempurna untuk menciptakan kreativitas.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Creativity Research Journal meminta siswa untuk membaca cerita fiksi pendek atau esai non-fiksi dan kemudian mengukur kebutuhan emosional mereka untuk kepastian dan stabilitas.
Peneliti menemukan bahwa pembaca fiksi memiliki lebih sedikit kebutuhan untuk "penutupan kognitif" daripada mereka yang membaca non-fiksi, dan menambahkan:
"Temuan ini menunjukkan bahwa membaca literatur fiksi dapat mengarah pada prosedur yang lebih baik untuk memproses informasi secara umum, termasuk kreativitas."
9. Kenikmatan dan Kebahagiaan
Dan yang terakhir dari semua alasan adalah, membaca fiksi membuat kita lebih bahagia. Semua alasan diatas memang bagus dan tepat. Tapi alasan terbesar mengapa saya senang membaca fiksi adalah karena saya menyukainya. Dan saya bahagia saat membacanya.