Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Nadia Murad dan Denis Mukwege, 2 Pemenang Nobel Perdamaian 2018

8 Oktober 2018   08:07 Diperbarui: 8 Oktober 2018   12:29 2857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peraih hadiah Nobel Perdamaian 2018 Dr Denis Mukwege (Kongo) dan Nadia Murad (Irak).(AFP/FREDERICK FLORIN)

"Penganiayaan terhadap minoritas harus diakhiri. Kami harus bekerja sama dengan tekad - untuk membuktikan bahwa kampanye genosida tidak akan gagal, tetapi mengarah pada akuntabilitas bagi para pelaku dan keadilan bagi para korban."

dr. Denis Mukwege, penolong korban pemerkosaan dalam peperangan

Penerima Nobel Perdamaian lainnya, dr. Denis Mukwege sedang melakukan operasi di rumah sakit yang dikelolanya di Kongo. "Saya berada di ruang operasi sehingga ketika orang-orang mulai membuat kebisingan (tentang pengumuman pemenang Nobel Perdamaian), saya tidak benar-benar memikirkan apa yang sedang terjadi, dan tiba-tiba beberapa orang datang dan memberi tahu saya berita itu," katanya kepada surat kabar Norwegia VG.

Denis Mukwege mendedikasikan penghargaannya untuk semua wanita yang mengalami kekerasan seksual. "Hadiah Nobel ini adalah pengakuan atas penderitaan dan kegagalan untuk memberi kompensasi yang memadai bagi perempuan yang menjadi korban perkosaan dan kekerasan seksual di semua negara di seluruh dunia," katanya kepada wartawan yang berkumpul di luar kliniknya.

Denis Mukwege kemudian menceritakan awal mula aktivitasnya menolong para korban perkosaan. Pada tahun 1999, seorang korban pemerkosaan dibawa ke rumah sakit tempat ia praktek. 

Dari hasil pemeriksaan dan cerita korban, setelah diperkosa korban kemudian ditembak pada bagian kelaminnya. Empat bulan kemudian, 45 wanita datang ke rumah sakit, dengan cerita yang sama, ""Orang-orang datang ke desa saya dan memperkosa saya, menyiksa saya."

Denis Mukwege meyakini, bahwa apa yang dilihatnya saat itu bukan hanya tindakan kekerasan perang belaka. Lebih jauh, itu merupakan bagian dari sebuah strategi perang.

"Anda memiliki situasi di mana banyak orang diperkosa pada saat yang sama, secara terbuka - seluruh desa mungkin diperkosa di malam hari. Dalam melakukan ini, mereka tidak hanya menyakiti korban tetapi seluruh komunitas, yang mereka paksa untuk menonton. Hasil dari strategi ini adalah orang-orang terpaksa meninggalkan desa mereka, meninggalkan ladang mereka, sumber daya mereka, semuanya. Itu (strategi) sangat efektif".

Hingga saat ini, Denis Mukwege dan rekan-rekannya telah merawat sekitar 30.000 korban perkosaan, mengembangkan keahlian hebat dalam perawatan luka serius yang diderita selama serangan seksual yang dilakukan sebagai senjata perang.

Atas jerih payahnya dalam menolong korban perkosaan dalam perang, serta upayanya yang tidak kenal lelah untuk berkampanye supaya dunia mengambil tindakan keras terhadap para pemerkosa dalam peperangan, Denis Mukwege dianugerahi penghargaan Hak Asasi Manusia dari PBB pada tahun 2008, serta dinobatkan sebagai tokoh "African of The Year" pada tahun 2009. 

Saat ini, Denis Mukwege hidup di bawah perlindungan permanen pasukan penjaga perdamaian PBB di rumah sakitnya.

Sekitar 331 individu dan organisasi dinominasikan untuk penghargaan Nobel Perdamaian tahun ini. Nadia Murad dan dr. Denis Mukwege dianggap pantas untuk memenangkan penghargaan tersebut karena "upaya mereka mengakhiri penggunaan kekerasan seksual sebagai senjata perang", kata Berit Reiss-Andersen, ketua komite Nobel saat mengumumkan para pemenang Nobel di Oslo, Norwegia pada Jumat (5/10/2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun