Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Es Krim Campina Pengobat Rindu Masa Kecil yang Bahagia

31 Agustus 2018   08:51 Diperbarui: 31 Agustus 2018   09:08 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yang ini pabrik es krim Campina", kata kakak saya sembari menunjuk ke sebuah pabrik di kawasan Rungkut Industri. Saat itu pertengahan tahun 1990-an, kakak saya yang masih duduk di SMP mengajak saya mengantar koran sore di kawasan Rungkut Industri. Atau bagi orang-orang kampung sekitar termasuk saya menyebutnya SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut).

Itulah perkenalan pertama saya dengan pabrik Es Krim Campina. Meskipun cuma melihat dari luar, hati saya sudah merasa kagum karena baru pertama kali itu saya melihat sebuah pabrik es krim. 

Bagi orang udik dan kampungan macam saya saat itu, es krim termasuk salah satu makanan mewah. Untuk membelinya saja kami harus ke Sinar Supermarket, di kawasan Jemursari, dekat dengan Rungkut Industri. Tidak seperti sekarang dimana hampir di setiap toko sudah berjualan es krim. Dan tidak setiap hari pula kami bisa membelinya.

Biasanya, kami ke Sinar Supermarket bersama teman-teman sekampung setelah menerima uang hasil menabung di sekolah. Dan es krim Campina selalu menjadi barang belanjaan favorit. Setelah membeli, kami minum beramai-ramai di teras rumah, saling mencicipi dan membandingkan pilihan es krim yang berbeda. Ah, itulah masa kecil yang bahagia, karena ada es krim Campina.

Bulan Agustus kemarin, Kompasiana mengajak para kompasianer untuk berkunjung ke pabrik es krim Campina. Gara-gara terlambat mendaftar, saya pun tidak terpilih untuk ikut acara kunjungan tersebut karena kuota peserta sudah penuh. Padahal ingin sekali saya melihat secara langsung, bagaimana suasana dan proses pembuatan pabrik es krim legendaris ini. Sembari menuntaskan rasa penasaran saat masih kecil dahulu.

Meskipun begitu, rasa penasaran saya sedikit terobati saat membaca artikel-artikel ulasan dari rekan-rekan Kompasianer yang beruntung mendapat kesempatan ikut acara tersebut. Dari artikel ulasan tersebut itu, saya jadi tahu bagaimana Campina menjaga mutu dan kualitas es krim yang mereka jual.

Ini tentunya menambah kepercayaan saya bahwa dari jaman saya kecil sampai sekarang, Campina tetap menjadi produsen es krim asli Indonesia yang terbesar dan terbaik. Campina memang es krim legendaris. Inilah es krim pertama yang saya kenal, jauh sebelum merek-merek es krim lain masuk dan dijual di toko-toko.

Selain variasi dan kualitas es krimnya yang sudah terbukti memang sangat baik, ada satu hal lagi yang saya kagumi dari Campina. Yakni model pemasarannya yang jemput bola. Artinya, Campina tidak hanya mengandalkan penjualan es krim dengan hanya menaruh produknya di toko atau minimarket saja. Campina satu-satunya merek es krim di Indonesia yang dijual keliling, dari satu kampung ke kampung lain.

Pola pemasaran seperti ini membuktikan bahwa Campina juga peduli pada aspek sosial dari lingkungan sekitar. Dengan begitu, Campina setidaknya berkontribusi membuka lahan pekerjaan dan mata pencaharian bagi sebagian orang. Tak hanya itu, melalui bapak-bapak penjual es krim Campina keliling itu, anak-anak kampung bisa berkesempatan merasakan lezatnya es krim asli Indonesia.

Seperti yang terjadi di kampung tempat tinggal saya di kawasan Bunulrejo, Malang. Setiap hari sekitar pukul 2 siang, ketika anak-anak sudah pulang dari sekolah mereka, selalu ada penjual es krim Campina keliling. 

Naik sepeda, dengan kotak pembeku berisi macam-macam es krim Campina di dalamnya, bapak itu lalu membunyikan nada dering es krim Campina yang saya yakin, tanpa melihat ke luar anak kecil pun tahu ada penjual es krim Campina sedang lewat di depan rumah mereka tersebut. Tak lama kemudian, satu, dua atau lebih anak-anak kampung mendekat dan melihat-lihat sejenak sebelum memutuskan mau membeli es krim yang mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun