Jangan terburu-buru minum obat jika anda sedang menderita batuk akut. Minumlah madu dahulu untuk mengobati batuk akut jangka pendek. Demikian panduan terbaru bagi dokter dan perawat kesehatan yang dikeluarkan National Institute for Health and Care Excellence (NICE) serta Public Health England (PHE).
Panduan kesehatan terbaru tersebut menyatakan, madu bisa efektif mengurangi gejala batuk akut karena infeksi saluran pernapasan atas (infeksi saluran udara). Panduan ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 5 tahun.
Apa yang dimaksud dengan batuk akut?
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung dalam waktu yang singkat (hari atau minggu, bukan bulan). Pedoman yang dikeluarkan NICE dan PHE ini hanya fokus pada batuk akut yang berhubungan dengan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya flu biasa atau flu), bronkitis akut (infeksi sementara saluran udara yang biasanya virus) dan infeksi saluran pernapasan bawah atau dada lainnya (tidak termasuk pneumonia).
Apa yang ditemukan NICE dan PHE sehingga merekomendasikan madu untuk mengobati batuk akut? NICE dan PHE menemukan bukti dari 3 uji coba terkontrol secara acak, yang semuanya menggunakan madu pada anak-anak dan remaja. Dua ujicoba membandingkannya tanpa pengobatan, dan satu ujicoba diizinkan menggunakan "pengobatan suportif" jika diperlukan, termasuk penggunaan garam (air garam), tetes hidung, uap air dan parasetamol.
Hasilnya, anak-anak dan remaja yang diberi madu menjadi berkurang intensitas dan kadar berat batuknya dibandingkan dengan mereka yang tidak diberikan madu. Karena itu, NICE dan PHE memberi rekomendasi kepada dokter dan perawat supaya mereka menyarankan pasien untuk mengonsumsi madu terlebih dahulu sebelum minum obat yang mengandung antibiotik.
Mengapa antibiotik tidak disarankan?
Antibiotik memang dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Namun, kebanyakan batuk akut disebabkan oleh virus yang tidak membutuhkan atau merespon antibiotik.
Ahli kesehatan dari NICE mengatakan, ketika antibiotik digunakan untuk batuk akut, mereka tidak membuat banyak perbedaan terhadap seberapa buruk gejalanya, atau berapa lama batuk itu bisa bertahan. Antibiotik juga dapat memiliki efek samping yang tidak mengenakkan bagi beberapa orang.
Antibiotik hanya boleh digunakan ketika seseorang terkena infeksi bakteri dan tidak dapat hilang dengan sendirinya. Penggunaan antibiotik dengan ambang batas yang lebih juga dapat digunakan jika orang tersebut menunjukkan gejala yang jelas tidak sehat, atau bagi mereka yang memiliki penyakit serius lainnya atau sistem kekebalan yang lemah sehingga berisiko lebih besar mengalami komplikasi.
Para ahli juga sepakat bahwa penggunaan antibiotik harus benar-benar dibatasi, dan hanya digunakan ketika memang sudah sangat membutuhkan. Seseorang tidak bisa begitu saja menggunakan antibiotik setiap saat untuk mengobati penyakit-penyakit ringan. Ini karena bakteri mulai bisa mengembangkan resistensi terhadap antibiotik yang berarti bahwa obat-obatan ini tidak lagi berfungsi sebagaimana biasanya. Semakin banyak dan sering kita menggunakannya, semakin besar pula kuat pula resistensi dari bakteri penyebab sakit.
Dr Susan Hopkins, seorang wakil direktur di PHE, mengatakan: "Resistensi antibiotik adalah masalah besar, dan kita perlu mengambil tindakan sekarang untuk mengurangi penggunaan antibiotik ...
Meskipun para peneliti mencoba mengembangkan antibiotik baru, resistensi bakteri terhadap antibiotik berkembang lebih cepat. Bahkan Kepala Kantor Kesehatan Inggris, Prof. Dame Sally Davies sudah memberi peringatan perihal apa yang disebutnya "post-antibiotic apocalypse", kiamat pasca antibiotik. Ini adalah kondisi saat kita mencapai titik di mana kita tidak lagi memiliki antibiotik yang efektif untuk mengobati infeksi dan bahkan sebuah prosedur standar, seperti operasi ringan, bisa menjadi lebih berbahaya di masa depan.
Nah, kembali lagi ke penggunaan madu untuk mengobati batuk akut, ada sebuah resep sederhana yang bisa kita coba:Â
Pertama, peras setengah lemon ke dalam segelas air matang yang hangat. Tambahkan 1 hingga 2 sendok teh madu. Aduk hingga madu terlarut sempurna, kemudian minum selagi masih hangat.
Penggunaan madu untuk mengobati batuk akut ini tidak disarankan untuk anak dibawah usia lima tahun (balita). Hal ini karena madu adalah gula gula dan karenanya dapat menimbulkan risiko kerusakan gigi pada anak-anak yang baru tumbuh. Selain itu, penggunaan madu pada anak dibawah usia 1 tahun juga mengandung resiko botulisme bayi (jenis keracunan makanan yang langka dan serius yang dapat mempengaruhi bayi). Untuk pengobatan batuk pada balita, NICE mengacu pada panduan tersendiri dalam menangani demam pada anak-anak.
- pelargonium (obat herbal, dianggap paling efektif dalam bentuk cair).
- Obat batuk yang mengandung guaifenesin ekspektoran (untuk usia di atas 12 tahun)
- Obat batuk yang mengandung dextromethorphan antitusif (untuk yang berusia lebih dari 12 tahun) selama batuk tidak menetap, seperti asma, atau disertai dengan dahak berlebih
Semua obat ini dapat digunakan untuk mengurangi gejala batuk akut tetapi tidak akan menyembuhkan infeksi yang mendasarinya. Gejala batuk akut Ini biasanya membaik dengan sendirinya dalam waktu 3 minggu. Jika setelah 3 minggu batuk anda belum juga reda, sangat disarankan anda segera berobat ke dokter umum terdekat.
Referensi:
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI