Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menumpulkan Telinga, Menajamkan Mata Hati di Komunitas Akar Tuli Malang

6 Agustus 2018   12:07 Diperbarui: 6 Agustus 2018   17:55 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Komunitas Akar Tuli di Car Free Day (akartuli.blogspot.com)

sosialisasi bahasa isyarat di arena Car Free Day jalan Ijen (akartuli.blogspot.com)
sosialisasi bahasa isyarat di arena Car Free Day jalan Ijen (akartuli.blogspot.com)
Setiap minggu pagi, komunitas Akar Tuli biasanya menggelar sosialisasi di Car Free Day di kawasan jalan Ijen, Kota Malang. Selain itu, mereka juga masuk ke unit-unit kegiatan mahasiswa di beberapa universitas di Kota Malang untuk mengenalkan lebih jauh kegiatan komunitas dan juga tentunya pembelajaran bahasa isyarat bagi para mahasiswa. Maklum saja, beberapa penggerak komunitas berstatus mahasiswa dan tidak sedikit pula mahasiswa yang menyandang tuli. 

Sayangnya, tidak semua universitas dan perguruan tinggi menyediakan akses untuk mahasiswa mereka yang menyandang tuli. Bagi penyandang tuli yang kuliah di Universitas Brawijaya, mereka cukup beruntung karena di perguruan tinggi ini ada Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD). Mahasiswa yang menyandang tuli biasanya didampingi relawan dari PSLD saat mengikuti perkuliahan. Dengan demikian, mereka bisa dengan mudah memahami materi kuliah yang sedang diajarkan.

Setiap orang tentunya tidak ingin memiliki keterbatasan fisik dan menyandang disabilitas. Sebagai manusia yang dianugerahi fisik dan panca indera yang sempurna, seharusnya kita yang lebih dahulu berinisiatif untuk belajar memahami mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Apa yang sudah dilakukan komunitas Akar Tuli Malang, dengan menyosialisasikan bahasa isyarat supaya kita bisa memahami mereka seharusnya bisa membuat kita malu. Bukan kita yang belajar memahami, justru para penyandang tuli itulah yang mengajarkan pada kita. Pendengaran mereka boleh tumpul, tapi mata hati mereka lebih tajam daripada kita yang punya fisik sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun