Dunia digital bukanlah dunia yang benar-benar aman. Anak-anak bisa dengan mudahnya terpapar resiko cyber seperti kecanduan gawai/teknologi hingga penindasan maya (cyber bullying). Mereka juga bisa dengan mudah menyerap norma perilaku beracun yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain.
Delapan Keahlian Digital Citizenship
Karena itu diperlukan keterampilan dan keahlian khusus supaya anak-anak tidak mudah terpapar resiko saat mereka berinteraksi di dunia maya. Oleh DQ Institute, yakni lembaga think tank internasional yang menelurkan pemikiran kecerdasan digital ini, ada 8 keahlian tingkat pertama yang harus dipelajari sejak dini.
- Identitas warga digital: sebuah kemampuan untuk membangun dan mengelola identitas yang sehat secara online dan offline dengan penuh tanggung jawab.
- Pengelolaan waktu layar: kemampuan untuk mengelola waktu layar, multitasking, dan keterlibatan seseorang dalam game online dan media sosial dengan kontrol diri
- Penindasan maya: kemampuan mendeteksi situasi penindasan maya dan menanganinya dengan bijak.
- Manajemen cybersecurity/keamanan digital: kemampuan untuk melindungi data seseorang dengan membuat kata sandi yang kuat dan mengelola berbagai serangan cyber.
- Pengelolaan privasi: kemampuan untuk menangani dengan bijaksana semua informasi pribadi yang dibagikan secara online untuk melindungi privasi diri sendiri dan orang lain.
- Berpikir kritis: kemampuan untuk membedakan antara informasi yang benar dan yang salah, konten yang baik dan berbahaya, dan kontak online yang dapat dipercaya dan dipertanyakan
- Jejak kaki digital: Kemampuan untuk memahami sifat jejak kaki digital dan konsekuensi kehidupan nyata mereka dan mengelolanya secara bertanggung jawab
- Empati digital: kemampuan untuk menunjukkan empati terhadap kebutuhan dan perasaan diri sendiri dan orang lain secara online.
Mengingat begitu berpengaruhnya media digital dalam kehidupan sehari-hari, sudah saatnya kita semua, terutama pemangku pendidikan memahami pentingnya kewarganegaraan digital sebagai dasar dari kecerdasan digital. Â Pemerintah bisa mempertimbangkan hal ini menjadi sebuah prioritas dalam konsep pendidikan nasional untuk menerapkan program kewarganegaraan digital sebagai bagian dari kerangka pendidikan kecerdasan digital secara menyeluruh. Kita tidak bisa begitu saja hanya memberikan bagian kreativitas digital dan kewirausahaan digital tanpa dilengkapi aspek kewarganegaraan digital sebagai pondasinya. Â
Dan yang paling penting adalah, kita harus memulai pendidikan kewarganegaraan digital dalam lingkup pengaruh kita sendiri: orang tua di rumah, guru di kelas mereka, dan para pemimpin di komunitas mereka. Tidak perlu menunggu. Bahkan, tidak ada waktu untuk menunggu. Anak-anak kita sudah tenggelam dalam dunia digital begitu dalamnya hingga bisa mempengaruhi seperti apa dunia itu besok. Terserah kepada kita untuk memastikan bahwa setidaknya mereka dilengkapi dengan keterampilan dan dukungan untuk menjadikan dunia digital sebagai tempat di mana mereka dapat berkembang.
Sumber: DQ Institute
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H