Dan di bulan Ramadan, berbagai kesibukan itu setidaknya berkurang. Jam kerja dan sekolah anak-anak menjadi lebih pendek. Kondisi ini setidaknya bisa kita manfaatkan untuk merajut benang persaudaraan dan mendekatkan hati yang selama ini saling berjauhan. Mengundang untuk berbuka bersama, berkunjung, atau sekedar saling berkirim pesan kebaikan ke teman atau kerabat yang selama ini terlupakan.
Tak hanya mendekatkan hati yang menjauh, silaturahim di bulan Ramadan juga bisa merekatkan kembali hati yang retak. Manusia adalah tempatnya khilaf dan salah. Dalam berhubungan sosial sehari-hari, kita tak luput dari kesalahan pada teman atau bahkan saudara sendiri.Â
Karena itulah, di bulan Ramadan yang penuh ampunan ini, tak ada salahnya kita meminta maaf pada mereka yang pernah tersakiti, baik sengaja atau tidak. Kita rekatkan kembali hati yang retak akibat permusuhan dan pertengkaran yang pernah terjadi.
Silaturahim tak pelak merupakan salah satu ibadah sosial yang utama. Terlebih di bulan mulia ini, bulan dimana kita dianjurkan untuk mendekatkan diri pada Allah. Dan salah satu cara untuk bisa mendekatkan diri pada Allah adalah dengan menyambung tali silaturahim, sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadist:Â "Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata, "Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya," (H.R. Ahmad).
Marhaban ya Ramadan, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H