Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mudahnya Menjadi Sahabat Rumah Pangan Kita dari Bulog

9 Mei 2018   14:43 Diperbarui: 9 Mei 2018   14:54 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kantor Bulog Sub Divisi Regional Malang di jalan Retawu no 16 terlihat sepi ketika pagi itu saya datang kesana. Seorang satpam perempuan menyapa dan menanyakan keperluan apa yang bisa dibantunya. Saya pun menjawab hendak mencari informasi tentang cara menjadi Sahabat RPK (Rumah Pangan Kita).

Kedatangan saya ke kantor Bulog pagi itu sebenarnya hendak mencari bahan tulisan secara langsung. Selain itu saya memang tertarik dengan program Sahabat RPK yang dibentuk oleh Bulog. Petugas keamanan tadi kemudian memanggil Mbak Tika, salah satu staf Bulog disana.

Oleh Mbak Tika, saya dijelaskan bahwa untuk menjadi mitra atau Sahabat RPK Bulog sangat mudah, dan tidak ada biaya pendaftaran alias gratis. Namun sebelumnya, Mbak Tika menanyakan dimana lokasi outlet yang hendak dijadikan tempat berjualan produk pangan KITA dari Bulog tersebut. Ini supaya Mbak Tika bisa mengecek dan memverifikasi secara langsung, apakah di lokasi tersebut sudah ada RPK lain atau tidak.

Satu RW Satu Outlet RPK

Menurut Mbak Tika, Bulog membatasi satu RW hanya boleh ada satu RPK. Hal ini bertujuan supaya tidak ada persaingan yang tidak sehat antar outlet RPK jika keberadaannya saling berdekatan. Dengan lingkup batasan satu RW satu RPK, masyarakat yang memiliki outlet RPK bisa lebih nyaman untuk berjualan tanpa harus ada perasaan tidak enak karena persaingan dengan tetangga sendiri.

Selain itu, ini juga salah satu upaya Bulog agar pemilik outlet RPK bisa memperoleh margin harga atau keuntungan yang wajar tanpa harus ada perang harga antar sesama RPK.

Tidak sampai lima menit Mbak Tika kembali menemui saya dan menunjukkan hasil verifikasinya bahwa di RW yang saya tempati belum ada outlet RPK. Namun, ada sedikit keanehan kata Mbak Tika sambil melihat data outlet-outlet RPK, karena di salah satu RW di kelurahan tempat tinggal saya, ternyata ada 3 outlet RPK meski letaknya di jalan yang berbeda. Apakah pihak Bulog-nya tidak tahu atau ada dispensasi khusus, entahlah.

Persyaratan Mudah dan Gratis

 Setelah itu, Mbak Tika kemudian menjelaskan syarat administrasi yang harus dilengkapi. Jika yang ingin menjadi Sahabat RPK merupakan individu atau rumah tangga, dokumen yang harus dilengkapi adalah: (1) Mengisi formulit permohonan RPK dan Surat Perjanjian Kerjasama Mitra RPK, (2) Fotokopi KTP/SIM, (3) Surat Keterangan Domisili dari RT/RW/Kelurahan, (4) Memiliki tempat untuk outlet penjualan, dan (5) Melakukan pembelian awal komoditas.

Sedangkan untuk yang sudah punya toko/usaha dagang sendiri, Surat Keterangan Domisili diganti dengan surat Izin Usaha dari kelurahan. Masyarakat sendiri tidak harus datang ke kantor Bulog jika ingin mendaftar. Cukup dengan men-scan semua dokumen yang dibutuhkan, kemudian mengunggahnya dan mengisi formulir pendaftaran di alamat rpk.bulog.co.id

Syarat ke-4 yakni memiliki tempat untuk outlet penjualan tidak harus berupa ruangan khusus, atau membangun kios baru. Rumah yang kita tinggali sudah bisa memenuhi syarat tersebut. Misalnya di teras rumah kita tinggal menyediakan rak display untuk contoh komoditas dari Bulog yang kita jual. Sementara stok yang ada bisa kita tempatkan di dalam rumah.

Modal cuma 2 juta

Untuk pembelian awal, Mbak Tika menjelaskan jika sekarang minimal pembelian hanya 2 juta rupiah saja, dari semula 5 juta rupiah. Ini salah satu upaya Bulog supaya masyarakat kelas bawah juga bisa menjadi Sahabat RPK. Modal 2 juta rupiah masih bisa terjangkau, sehingga masyarakat kelas bawah nantinya bisa mendapatkan penghasilan tambahan di rumah sendiri.

Komoditas yang dibeli juga tidak harus semua jenis. Mbak Tika menyarankan supaya komoditas yang dibeli dan dijual kembali adalah komoditas yang paling banyak dicari masyarakat sekitar. Beras, gula dan minyak adalah komoditas pangan yang biasanya cepat laris karena sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari. Produk pangan yang dijual Bulog kualitasnya juga bagus kok.

Saya sendiri sempat melihat produk Beras Kita, kualitasnya tidak kalah dengan beras yang biasa saya konsumsi. Harganya masih lebih murah Beras Kita, dengan selisih sekitar 2-3 ribu rupiah per 5 kg-nya. Setelah melakukan pembelian awal, kita sudah secara resmi menjadi Sahabat RPK.

komoditas beras Bulog dengan brand BerasKITA (dok.pribadi)
komoditas beras Bulog dengan brand BerasKITA (dok.pribadi)
Jika sudah menjadi Sahabat RPK, jangan membayangkan kita bisa seenaknya menjual komoditas dari Bulog tersebut dengan harga tinggi untuk meraih keuntungan yang besar. Bulog sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk masing-masing komoditas. Selain itu, petugas Bulog juga akan melakukan sidak atau inspeksi ke outlet RPK untuk memastikan bahwa  harga yang dijual tidak melampaui batas HET.

Bulog sendiri juga memberi dukungan pemasaran ke setiap outlet RPK dengan memberi spanduk nama Sahabat RPK dan spanduk harga penjualan komoditas bahan pangan. Selain itu, pemilik outlet bisa bergabung ke grup perpesanan supaya bisa mengetahui secara cepat informasi perubahan harga yang ditetapkan Bulog. Tak hanya itu, Bulog juga menyediakan waktu konsultasi terhadap cara pengembangan bisnis komoditi outlet Sahabat RPK.

Untuk pembelian komoditas, Sahabat RPK bisa melakukannya di kantor Bulog terdekat. Barang bisa dibawa sendiri atau dikirim oleh Bulog. Khusus untuk kota Malang, jika transaksi pembelian diatas 7 juta rupiah, Bulog akan mengirimkannya secara gratis. Dibawah itu, Bulog juga bisa mengirim dengan ongkos kirim 50 ribu untuk seluruh area kota Malang.

Di Kota Malang sendiri, saat ini sudah ada sekitar 200 Sahabat RPK. Sepertinya masih tidak sebanding dengan jumlah penduduk kota Malang yang saat ini sudah melebihi 1,5 juta jiwa. Apalagi di Kabupaten Malang, yang menurut mbak Tika cuma ada sekitar 100 RPK. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Malang, Bulog Sub Divisi Regional Malang sepertinya harus mengintensifkan sosialisasi Rumah Pangan Kita ini dengan gencar.

Hal ini supaya outlet RPK bisa menyebar rata di seluruh wilayah Kabupaten Malang. Dengan begitu, komoditas kebutuhan pokok dari Bulog bisa cepat terserap oleh masyarakat. Disamping masyarakat sendiri bisa membeli kebutuhan pokok mereka dengan harga yang lebih terjangkau.

Keberadaan RPK Bulog yang menyebar rata disekitar kita tentunya juga sejalan dengan tujuan Bulog membentuk RPK, yakni untuk menumbuhkan jiwa enterpreneurship dan membangkitkan ekonomi masyarakat. Disamping tujuan pokok yakni menjaga stabilisasi harga pangan dan pelayanan voucher pangan untuk mewujudkan akses pangan pokok pada masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun