Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Politik dan Drama di Balik Nama Jalan Kota Malang

6 Mei 2018   19:10 Diperbarui: 6 Mei 2018   19:37 1914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalan Wiro Margo (jelajahmalangku.blogspot.com)

Selain pahlawan Revolusi dan pahlawan Ampera, ada satu nama lagi yang dianggap pemerintah Orde Baru berjasa dalam perlawanan terhadap PKI, hingga kemudian diabadikan jadi nama jalan di Kota Malang, yakni Peltu Sujono. Anggota TNI yang bertugas mengamankan  Perusahaan Perkebunan Karet Negara IX Bandar Betsy, Sumatra ini gugur akibat dikeroyok ratusan massa Barisan Tani Indonesia dengan menggunakan cangkul dan peralatan tani lainnya. 

Peristiwa yang terjadi pada 14 Mei 1965 tersebut, kemudian dikenal dengan "Peristiwa Bandar Betsy". Meski peristiwa itu terjadi di Sumatera, nama Peltu Sudjono diabadikan pada sebuah nama jalan di kota Malang, menggantikan nama Industrieweg di kawasan Ciptomulyo, Sukun.

Banyaknya nama-nama yang gugur saat melawan PKI atau pemerintah Orde Lama semakin menegaskan adanya kepentingan politik terhadap pergantian nama jalan ini. Pemerintah orde baru seakan ingin memutus dan menghilangkan ingatan kolektif masyarakat terhadap pemerintah Orde Lama. Rejim Orde Baru juga ingin menanamkan ingatan kolektif baru bahwa mereka lah yang berhasil menghapus mimpi buruk masyarakat terhadap kerusakan negara akibat pemberontakan PKI.

Nama jalan dari unsur Tokoh Lokal

Selain mengakomodir tokoh-tokoh pahlawan Revolusi dan pahlawan Ampera, pemerintah Orde Baru juga mengakomodir tokoh lokal. Seperti Kyai Tamin yang menggantikan nama jalan Kidul Pasar. Kiai Tamin merupakan putra dari ulama tersohor di daerah Genteng, Pasuruan, yakni KH Ghofur. Saat tinggal di Malang, Kyai Tamin aktif berdakwah dan menyebarkan agama Islam. 

Pada masa pendudukan Jepang, Kyai Tamin ditangkap dan dipenjara. Keberadaannya tidak diketahui ketika dipindahkan ke Lapas Sukamiskin. Barulah pada tahun 1972, menantu Kyai Tamin Moch Sun'an (mantan bupati Malang periode 1964-1969) yang saat itu menjadi anggota DPR berkunjung ke Lapas Sukamiskin. Disana, Moch Sun'an baru mengetahui bahwa ayah mertuanya sudah meninggal dan dimakamkan di Pamulang, Bandung.

Tokoh lokal lain yang diakomodir menjadi nama jalan adalah Mbah Wiro. Nama ini menggantikan nama jalan Embong Petjinan Tjilik. Menurut warga sekitar, jalan itu dulunya dibangun berkat jasa Mbah Wiro. Untuk mengenangnya, jalan Embong Petjinan Tjilik kemudian diubah menjadi jalan Wiro Margo, artinya berkat (margo) jasa Mbah Wiro.

jalan Wiro Margo (jelajahmalangku.blogspot.com)
jalan Wiro Margo (jelajahmalangku.blogspot.com)
Beberapa tokoh lokal lainnya adalah Mgr. Sugiyo Pranoto, Uskup Agung Malang dan Susanto, komandan batalyon 5000 TRIP yang gugur saat pertempuran di jalan Salak.  Ada pula nama Tumenggung Suryo, Mayjen Wiyono dan Sunandar Priyo Sudarmo (ketiganya mantan Gubernur Jawa Timur). 

Serta Hamid Roesdi dan Letda KH. Malik Dalam, dua tokoh pahlawan lokal Malang yang gugur dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.

Meskipun nama jalan sudah berubah berpuluh-puluh tahun, masyarakat asli Malang masih mempunyai ingatan kolektif akan asal-usul mereka. Masyarakat masih sering menyebut nama asli kampung daripada nama-nama jalan yang mungkin terdengar asing karena tidak ada relevansi kedaerahan. 

Misalnya nama Tanjung lebih sering disebut daripada nama jalannya, IR Rais. Begitu pula dengan dengan nama Jodipan yang lebih dikenal daripada nama jalan Juanda.

Sebagai sebuah simbol, nama jalan memang sering luput dari perhatian masyarakat. Padahal, ada sejarah panjang, politik dan drama kemanusiaan dibalik penamaan sebuah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun