Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

4 Alasan Fungsi Kertas Tak Tergantikan di Era Digital

10 April 2018   12:29 Diperbarui: 10 April 2018   21:27 4538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Syd Wachs/unsplash.com)

Tiga penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science menemukan bahwa siswa yang mencatat dengan tangan secara signifikan lebih banyak melakukan pertanyaan konseptual daripada siswa yang mencatat di laptop mereka. Peneliti Pam Mueller dan Daniel Oppenheimer dalam laporan penelitiannya menyimpulkan bahwa:

... kecenderungan mencatat pelajaran di laptop untuk mentranskripsikan ceramah secara verbal daripada memproses informasi dan membingkai ulang kata itu dengan sendirinya sangat merugikan pembelajaran.

Tak hanya itu, menulis pada kertas juga membantu kita untuk belajar dan mengingat secara efektif. Mekanika gerakan tangan kita saat menulis tangan lebih menstimulasi ingatan dibandingkan saat mengetikkan jari di papan ketik.

Dalam bukunya berjudul Write It Down, Make it Happen, penulis Henriette Anne Klauser menjelaskan: "Menulis dapat memicu Reticular Activating System (RAS), yang pada gilirannya mengirimkan sinyal ke korteks serebral: 'Bangun! Perhatian! Jangan lewatkan detail ini!' Begitu Anda menuliskan sebuah tujuan, otak Anda akan bekerja lembur untuk melihat Anda mendapatkannya, dan akan mengingatkan Anda pada tanda dan sinyal bahwa sesuatu itu ada di sana selama ini".

Membaca sebuah tulisan pada kertas, lain rasanya dibanding membacanya secara digital, misal melalui gawai. Yang akan membawa dampak buruk pada kesehatan mata akibat radiasi sinar. Kecerahan dan suhu warna pada layar gawai dapat mengganggu ritme sirkadian (jam biologis tubuh) kita dan pada gilirannya, mengganggu tidur kita. Ritme sirkadian yang abnormal menyebabkan insomnia dan telah dikaitkan dengan obesitas, diabetes, depresi, gangguan bipolar dan gangguan afektif musiman. 

Aspek lingkungan yang lebih baik

Tak hanya dalam dunia literasi, dalam sektor lingkungan kertas juga dianggap sebagai solusi ditengah meluapnya sampah-sampah plastik yang tak bisa terdegradasi.

Baru-baru ini, pemerintah Indonesia dikejutkan dengan adanya laporan dari Bank Dunia, yang mengutip dari hasil penelitian Dr. Jenna Jambeck, peneliti dari Universitas Georgia, yang mengatakan bahwa Indonesia adalah penyumbang sampah laut terbesar kedua di dunia setelah Cina. Dampak dari laporan tersebut, pemerintah, dalam hal ini Kementrian Maritim dan Kementrian Kominfo tengah menggalakkan kampanye Lautku Bebas Sampah.

Selain berisi ajakan untuk tidak membuang sampah sembarangan, juga ajakan pada masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, atau menggantinya dengan kantong kertas yang ramah lingkungan.

Otentifikasi dan Keamanan Data Pribadi

Fungsi lain dari kertas yang tak kalah penting dan masih belum dapat digantikan adalah tentang otentifikasi pribadi dan keamanan. Pernahkah kita berpikir mengapa di era digital sekarang, kita masih harus membubuhkan tanda tangan diatas kertas pada setiap dokumen resmi? Ini karena dalam dunia digital, orang lebih mudah memalsukan apapun dibandingkan secara manual. Itulah sebabnya selalu ada kertas dalam setiap perjanjian resmi, atau dokumen-dokumen lain yang membutuhkan otentifikasi pribadi. Buku tabungan, surat perjanjian, kartu identitas diri, itu semua membutuhkan otentifikasi pribadi yang hanya bisa didapatkan diatas selembar kertas. Sebagus apapun personalisasi digital, seketat apapun kata kunci akun-akun pribadi, dunia maya lebih rawan pencurian dan pemalsuan identitas pribadi.

Dilema penggunaan kertas

Di atas semua itu, di mana kita masih belum bisa menemukan pengganti kertas dalam banyak aspek kehidupan, kita dihadapkan pada dilema. Banyak kebutuhan kertas, berarti banyak pohon yang harus ditebang. Padahal, kita membutuhkan pohon-pohon itu bukan karena sebab sebagai bahan baku kertas saja. Kita membutuhkan pohon sebagai paru-paru dunia, sebagai benteng terhadap ancaman banjir, dan juga sebagai kelangsungan hidup kita sendiri. 

Karena itulah, harus ada kesadaran baik pada diri kita sebagai konsumen, maupun pada perusahaan industri kertas sebagai produsen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun