Ketika pertama kali melihatnya di desa wisata Pujon Kidul, Batu, saya langsung jatuh hati pada bunga ini. Warnanya ungu kemerahan cerah, dengan 5 mahkota bunga yang mengelilingi serbuk sari dan putik bunganya. Bunga ini ditanam berjajar di tepi jalan dari lokasi parkir menuju tempat wisata Kafe Sawah Pujon Kidul.
Ketika saya bertanya bunga apa yang berwarna ungu kemerahan tersebut, warga sekitar menyebutnya bunga Senggani. Karena tertarik, saya pun berniat  membeli bibit bunganya untuk ditanam di rumah. Untunglah di sana ada penjual bibit bunga dan tanaman hias lainnya. Ketika saya tanya apakah ada bibit bunga Senggani, si penjual menjawab ada. Harganya 15 ribu/bibit tanaman yang sudah cukup tinggi.
Kata si penjual, bunga Senggani termasuk tanaman yang bisa berbunga sepanjang tahun. Perawatannya mudah, karena tanaman ini tahan di tempat yang kering, jadi tidak perlu banyak air. Pertumbuhannya juga cepat, dalam waktu tiga bulan tanaman ini sudah menghasilkan bunga.
Benar saja, ketika saya tanam dalam pot besar di rumah, tanaman bunga Senggani tumbuh dengan baik. Dan kurang dari 3 bulan, bunga Senggani mulai muncul dan mekar. Warna ungunya menambah semarak teras belakang rumah.
Bunga Senggani (Melastoma candidum) termasuk tanaman perdu tegak. Tanaman ini bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 0,5-4 meter. Semakin dalam tanaman ini mengakar, semakin tinggi pula tumbuhnya. Karena itu, jika bunga Senggani ditanam dalam pot, pertumbuhannya hanya bisa maksimal sampai 1 meter saja.
Tanaman bunga Senggani banyak tumbuh di tempat-tempat yang mendapat cukup sinar matahari seperti di lereng gunung, semak atau lapangan yang tidak terlalu gersang. Biasanya, bunga Senggani ditanam di daerah objek wisata sebagai tanaman hias pada ketinggian sampai 1.650 di atas permukaan laut.
Saya sendiri pernah membuktikan khasiat dan manfaat bunga Senggani. Ceritanya, ketika itu saya sedang menderita sariawan di mulut. Saya lalu mengambil 3 daun tanaman Senggani, kemudian saya rendam dalam air panas yang sudah diberi garam satu sendok. Setelah air rendaman daun itu dingin, saya kunyah perlahan 3 daun Senggani tersebut.
Rasanya memang sedikit alot, dan hampir tidak bisa dikunyah seperti pada daun-daun biasa. Ini karena daun Senggani permukaannya berambut pendek yang jarang dan kaku sehingga teraba kasar. Tapi saya tetap mengunyah dan menyesap sari daunnya. Satu jam kemudian, rasa nyeri dan sariawan yang saya derita mulai mereda. Esok paginya, sariawan saya sudah sembuh.
Selain ampuh untuk mengobati sariawan, beberapa manfaat Senggani untuk kesehatan antara lain: mengobati bisul, mengobati keputihan, melancarkan buang air kecil, mengobati wasir dan ambeien, dan mempercepat penyembuhan luka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H