Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengulik Sekilas Isi Cerita Novel "Ghost Fleet" yang Menghebohkan

24 Maret 2018   22:04 Diperbarui: 25 Maret 2018   13:23 7519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: io9.gizmodo.com

Selain sebuah fiksi, novel ini terkesan realistis karena Singer dan Cole menyertakan 374 catatan akhir sebagai referensi untuk menjelaskan istilah-istilah atau penggunaan teknologi canggih dalam novel mereka. Seperti adanya teknologi rudal/misil antisatelit, atau seperti apa bentuk dan teknologi satelit Tiangong-3 milik Cina dan WGS-4, satelit canggih milik Angkatan Udara AS yang baru diluncurkan tahun 2012 kemarin. 

Singer dan Cole juga dengan detil menggambarkan bagaimana kinerja para peretas remaja Cina yang tergabung dalam Brigade Informasi ke-234 Universitas Jiao Tong, sebuah sub unit dari Milisi Siber Angkatan Ketiga. Milisi siber ini beranggotakan para remaja Cina dari berbagai universitas. 

Tak heran, sebelum novel ini heboh karena dikutip Prabowo, Ghost Fleet menjadi rujukan tidak kurang dari 17 buku dan jurnal ilmiah. Salah satunya seperti yang terdapat dalam jurnal ADF and Cyber Warfare, ditulis oleh Brigadier Marcus Thompson, Phd, Commander of the 6th Combat Support Brigade Royal Australian Corps of Signals.

In considering the character of cyber warfare, noted US authors Peter Singer and August Cole have produced a remarkably-believable suite of vignettes in their futuristic novel Ghost Fleet. While the scenario includes close combat in the land, sea and air domains, the authors' descriptions of combat in cyber and outer space generate significant food for thought.

However, while the actions in cyberspace in the book were critical to each adversary's success or failure, cyber capabilities were not individually decisive. The operational effectiveness of cyber effects was derived from their complete integration with operations in the environmental domains. Additionally, in the posited scenario, pre-emptory cyber activities were not recognised nor considered as acts of war.

Ghost Fleet memang tidak sekedar novel fiksi biasa bergenre techno-thriller. Bagi pembaca luar, novel ini memang tampak begitu Amerika-sentris. Tapi bagi saya wajar, karena penulis adalah orang Amerika, yang kebetulan bekerja sebagai konsultan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun