Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jebakan Manis Pemerintah Itu Bernama Kredit Pendidikan

21 Maret 2018   23:21 Diperbarui: 22 Maret 2018   07:02 1707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika masih dalam tahap kampanye kandidat, para pemilih muda yang mempunyai tunggakan kredit pendidikan menanti untuk melihat bagaimana respon kandidat presiden terhadap student loan ini. Dalam kampanyenya waktu itu, mantan ibu negara dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan bahwa pemerintah seharusnya tidak mendapatkan keuntungan dari pinjaman mahasiswa yang diberikan negara. 

Jadi dia mendukung agar tingkat suku bunga pinjaman dipatok rendah. Dia juga ingin siswa bisa menghadiri kuliah umum empat tahun tanpa harus membayar hutang. Untuk mencapai hal itu, Clinton mengusulkan agar negara bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk memotong biaya dan memberikan uang hibah berbasis kebutuhan. Hillary Clinton juga menyatakan akan membayar rencananya dengan menutup celah pajak bagi orang kaya.

Di lain pihak, kandidat presiden saat itu Donald Trump belum merilis rencana resmi terkait pendidikan tinggi, tetapi dia mengatakan dalam beberapa wawancara media bahwa dia tidak berpikir pemerintah harus mendapat keuntungan dari pinjaman mahasiswa. Dia juga mengatakan bahwa dia ingin mengurangi dana untuk anggaran Departemen Pendidikan A.S. dalam waktu dekat. Program Hillary Clinton terlihat lebih menjanjikan, sayangnya, takdir memutuskan Donald Trump yang menjadi presidennya.

Kebijakan Terkini Pemerintah AS terhadap Perguruan Tinggi dan Student Loan

Setelah terpilih, pemerintahan Donald Trump kemudian mengeluarkan beberapa kebijakan terkait pendidikan tinggi termasuk program student loan, diantaranya adalah:

  • Pemerintah AS "tidak seharusnya menghasilkan uang dari pinjaman mahasiswa", dalam hal ini pemerintah akan menurunkan suku bunga untuk pinjaman federal ke depan. (Sepertinya mengadopsi program kampanye dari Hillary Clinton)
  • Pemerintah AS menghilangkan program Pengampunan Pinjaman Layanan Umum (Public Service Loan Forgivenes). Artinya, tidak ada rencana untuk memutihkan hutang dari para mahasiswa yang mendapatkan kredit pendidikan
  • Pemerintah AS mendorong perguruan tinggi untuk memotong biaya kuliah dengan mengurangi biaya administrasi yang besar (menjiplak program kampanye Hillary Clinton)
  • Universitas diharuskan membelanjakan semua uang abadi mereka untuk siswa mereka agar uang sekolah tetap rendah dan bisa mengurangi hutang siswa atau mereka berisiko kehilangan potongan pajak federal mereka.

Dari gambaran situasi terkini student loan di Amerika Serikat tersebut, kita bisa melihat bahwa program ini bisa memicu bom waktu bagi generasi muda dan pemerintah disana. Di satu sisi para mahasiswa penerima kredit khawatir tidak bisa membayar tunggakan kredit pendidikan mereka. Sementara pemerintah AS khawatir dengan besarnya jumlah gagal bayar sehingga membebani neraca keuangan negara yang sampai tahun 2013 kemarin tagihan pinjaman perguruan tinggi nasional AS mencapai US$ 1 t.

Kredit Pendidikan Bisa Menimbulkan Riak Sosial Generasi Muda

Wabah hutang pendidikan di AS tersebut juga memantik keprihatinan banyak pakar ekonomi disana. Mereka percaya, fenomena ini akan menimbulkan riak sosial pada keuangan generasi milenial AS. Hutang dari kredit pendidikan mencegah mereka menabung untuk pensiun atau memiliki rumah atau mobil. Penduduk AS di bawah usia 40 tahun memiliki kekayaan bersih yang jauh lebih rendah daripada seseorang yang seusia mereka 30 tahun yang lalu, menurut laporan terbaru yang dirilis oleh Urban Institute. Bahkan ada beberapa bukti uang pinjaman mahasiswa mengubah pola pikir mereka terkait pernikahan. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fenaba Addo di University of Wisconsin, menunjukkan bahwa mahasiswa pria tidak mempunyai rencana untuk menikah selama masih ada beban tunggakan kredit pendidikan.

Di sisi lain, Libertarian Institute for Humane Studies merilis serangkaian video YouTube tentang krisis hutang siswa di saluran LearnLiberty mereka. Video tersebut dipandu oleh Daniel Lin, seorang profesor ekonomi di American University.

Lin menunjukkan bahwa pinjaman mahasiswa merupakan bisnis besar bagi bank dan kreditor lainnya karena mahasiswa disana tidak dapat menyingkirkannya dengan cara mengajukan klaim kebangkrutan. Kecuali si peminjam menjadi cacat permanen atau meninggal dunia. Itu berarti bagi pihak kreditur, mereka yakin dana yang dipinjam para mahasiswa tersebut akan akan dibayar kembali, entah oleh mahasiswa itu sendiri atau mendapat tanggungan pengembalian dari pemerintah.  

Ketika Presiden Jokowi memberi contoh program student loan di Amerika Serikat, yang terlihat adalah ada ketidaksinambungan informasi yang diperolehnya.  Student loan pada jaman dahulu kondisinya berbeda jauh dengan jaman sekarang. Mengucurkan dana untuk pinjaman bisa dengan mudah dilakukan.  Tapi menariknya kembali, itu yang butuh perhatian dan kajian khusus yang lebih mendalam. Dan dengan melihat kondisi student loan di AS yang bisa menjadi bom waktu, sepertinya program ini tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun