Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Kopi Liberika, Kopi Langka Beraroma Nangka

3 Februari 2018   00:51 Diperbarui: 6 Februari 2018   01:12 15377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu varian tanaman kopi yang belum banyak dikenal masyarakat Indonesia adalah Kopi Liberika. Sebagai salah satu negara produsen kopi di dunia, Indonesia memang terkenal dengan jenis kopi Robusta dan Arabika. Kopi Robusta, yang mendominasi pasar kopi lokal sekitar 70% banyak dipakai oleh industri-industri kopi instan. Sementara kopi Arabika, dianggap sebagai kopi mewah dan lebih banyak dihidangkan di cafe atau restoran.

Bagaimana dengan kopi Liberika? Aromanya yang menyengat seperti buah nangka membuat kopi Liberika sulit memperoleh pangsa pasar lokal. 

Selain juga karena hasil komoditasnya yang termasuk jarang, dan boleh dibilang langka. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan aroma kopi Robusta yang memang perkebunan kopinya lebih banyak. Sedikit sekali petani kopi yang mau menanam Kopi Liberika. Kalaupun ada, itu biasanya sebagai selingan diantara tanaman kopi Robusta atau Arabika mereka, dan hasilnya pun untuk konsumsi kalangan sendiri, bukan untuk dijual bebas karena belum banyak pasar yang mau menerima jenis kopi ini.

Asal dan Varian Kopi Liberika

Kopi Liberika adalah tanaman kopi endemik dari Afrika, tepatnya berasal dari Liberia. Awalnya, tanaman kopi ini digolongkan dalam kelompok kopi Robusta dengan nama ilmiah Coffea canefora var.Liberica. Tetapi pengelompokan paling baru dari para ilmuwan menyatakannya sebagai spesies sendiri dengan nama Coffea liberica. 

Hal ini karena secara morfologi serta sifat-sifat yang lain tidak sama dengan kopi robusta. Kopi ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-19 saat banyak tanaman kopi arabika saat itu terserang penyakit. Daerah yang banyak ditanami jenis kopi Liberika adalah Bengkulu dan Jambi.

Salah satu varian kopi Liberika yang terkenal adalah kopi Excelsa (Coffea liberica var.Dewefrei). Buahnya lebih kecil dari kopi Liberika biasa dan berkulit lebih tipis serta pupus daun lebih berwarna merah. Selain itu, adapula varietas lokal yang berhasil dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Indonesia, dengan nama "Libtukom", singkatan dari Liberika Tunggal Komposit.

Ciri-ciri Kopi Liberika

Aroma yang didapat dari kopi Liberika atau excelsa sangat khas dan mudah untuk membedakannya dari kopi Robusta atau Arabika. Menyengat tajam, dengan rasa pahit yang lebih kental. Biasanya, kopi Liberika dicampuri susu untuk menutupi aroma tajamnya dan rasa pahit kopinya. Juga sering digunakan sebagai campuran bagi kopi Robusta untuk memberi tambahan aroma kopi.

Oleh masyarakat lokal, kopi Liberika dikenal pula sebagai kopi Nangka. Selain karena aromanya yang menyengat, juga karena bijinya yang besar, hampir 2 kali lipat dari biji kopi robusta atau arabika. Juga bisa dikenali dari pohon kopinya yang bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 9 meter, mirip dengan pohon nangka.

Meski buahnya berukuran lebih besar, bobot buah keringnya cuma 10% dari bobot basahnya. Karakter seperti ini kurang disenangi beberapa petani lantaran penyusutan bobot waktu panen sampai buah siap olah cukup tinggi. Hingga biaya panen jadi relatif lebih mahal. Kondisi ini yang membuat petani enggan mengembangkan kopi Liberika.

Potensi Kopi Liberika

Padahal, jika mau dikenalkan lebih luas, pangsa pasar kopi Liberika termasuk sangat potensial. Malaysia adalah salah satu pengkonsumsi kopi jenis liberika terbesar di dunia. Kebun kopi jenis Liberika di Malaysia mencapai 80% dari total area perkebunan kopi yang ada disana. Pusat perkebunan kopi Liberika di Malaysia ada di daerah Selangor, Melaka, Johor, dan Sabah. 

Tak jarang, untuk memenuhi kebutuhan kopi Liberika, Malaysia mengimpor kopi Liberika dari Indonesia, terutama dari perkebunan kopi di Jambi. Selain Malaysia, Filipina juga termasuk pengkonsumsi kopi Liberika dengan luas perkebunan mencapai 25% dari total kebun kopi disana. Masyarakat lokal Filipina menyebutnya sebagai Kapeng Barako (Barako Coffee), dengan sentra perkebunan terdapat di provinsi Batangas dan Cavite.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun