Coban Talun tidak saja terkenal akan keindahan air terjunnya. Disini, juga ada wahana wisata baru yang menjadi lokasi favorit para Gen Z. Kompasianer Erni Mukti menuturkan keseruannya merasakan suasana perkampungan Indian di Kampung Apache. Wahana yang baru dibangun ini adalah sebuah perkemahan ala suku Indian Apache. Jika kamu ingin sekedar berfoto-foto ria dengan latar belakang tenda suku Apache ini, kamu cukup membayar retribusi sebesar 5 ribu rupiah saja. Tak hanya untuk spot foto, kamu juga bisa menginap di perkemahan ini, dengan biaya 500 ribu per malamnya dengan fasilitas tempat tidur, laci, kursi dan kamar mandi pribadi.
Coban Talun terletak di desa Wonorejo, kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Air terjunnya setinggi 75 meter, dengan debit air yang lumayan deras. Akses menuju lokasi mudah dijangkau karena pintu gerbangnya terletak ditepi jalan besar, dan jalan menuju air terjunnya sudah beraspal.
Kawasan timur Malang Raya juga menyimpan potensi wisata air terjun yang tak kalah indahnya. Melalui ulasan kompasianer Mas Yunus, kali ini kamu bisa berkenalan dengan Coban Siuk, yang terletak di desa Taji, kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Menurut pak Joko, seorang penjaga wana wisata ini, nama Coban Siuk berasal dari nama Mbok Siyok, pemilik lahan tempat air terjun itu berada. Untuk menjangkau lokasi Coban Siuk, kamu tinggal menuju arah bandara Abdurrahman Saleh, dan terus melewati pasar Jabung, untuk kemudian bertemu dengan sebuah jalan masuk di kiri jalan menuju Coban Jahe. Jalur Coban Siuk memang searah dengan Coban Jahe, namun nanti ada belokan ke kanan menuju gerbang Coban Siuk. Air terjun Coban Siuk berketinggian sekitar 75 meter, dan jika kamu mendekat ke air terjunnya, suara jatuhnya air terdengar begitu kencang.
Didekat Coban Siuk, ada sebuah pohon mati yang dibelit kain merah dan putih. Menurut penuturan Pak Joko, pohon itu dulunya pernah patah karena angin kencang. Karena dianggap mengganggu jalan, pohon tersebut pernah dipotong oleh seseorang. Anehnya, keesokan harinya, pohon itu kembali berdiri tegak. Entah benar atau tidak, cerita itu sudah beredar dari mulut ke mulut warga sekitar.
Jika kamu ke Coban Siuk, kamu juga bisa menikmati keelokan Coban Sisir. Kedua air terjun ini memang berdampingan lokasinya. Namun, lebih dekat ke arah Coban Sisir dari pintu gerbang masuknya. Dalam ulasannya, kompasianer Slamet Hariadi menuturkan penyebab air terjun ini diberi nama Coban Sisir. Berbeda dengan kebanyakan air terjun yang bentuk air jatuhnya menggelombang jadi satu. Jika diamati, jatuhnya butiran air dari tempatnya yang tinggi di air terjun ini menyerupai sebuah sisir. Karena itulah dinamakan Coban Sisir.
Coban Sisir boleh dibilang merupakan anak dari Coban Siuk yang lebih besar. Hal ini karena ketinggian Coban Sisir tidak sampai 10 meter, dengan lebar air terjunnya sekitar 3 meter saja.
Keadaan ini cocok buat kamu yang berwisata keluarga dengan anak-anak. Karena mereka bisa bermain air dengan aman di bawah Coban Sisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H