Malang tak hanya dibicarakan mengenai pemandangan indahnya, wahana wisatanya, buah apel atau udara dinginnya. Malang juga memiliki keunikan tersendiri terkait dengan keberadaan gunung berapi. Daerah Malang Raya, yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kota Malang adalah satu-satunya daerah di Indonesia, dan juga mungkin di dunia yang dikelilingi oleh 6 gunung berapi aktif sekaligus. Tak salah jika Malang bisa juga disebut sebagai The Land of The Six Volcanoes.
Andai kita berada tepat diatas langit kota Malang, kita akan bisa melihat deretan gunung berapi yang mengelilingi Malang Raya dari semua arah mata angin, kecuali arah Selatan karena berbatasan dengan Samudera Hindia. Keenam gunung yang mengelilingi Malang termasuk kategori gunung berapi aktif. Apa saja gunung berapi tersebut? Berikut enam gunung berapi aktif yang mengelilingi daerah Malang Raya:
Dari kota Malang, terutama jika tidak terhalang bangunan tinggi, di arah barat sana terlihat ada siluet menyerupai perempuan yang sedang tertidur sambil bersedekap tangan. Itulah Pegunungan Putri Tidur. Pegunungan tersebut terlihat di horizon selatan, dan posisinya memanjang dari selatan ke barat laut. Putri Tidur digambarkan dengan posisi telentang, yang mana posisi kepalanya menghadap keatas dengan rambut terurai ke belakang.Â
Siluet tersebut merupakan kumpulan dari tiga gunung yaitu Gunung Butak (bagian kepala, 2868 mdpl), Gunung Kawi (bagian dada atau tangan yang bersedekap, 2651 mdpl), dan Gunung Panderman (bagian kaki, 2045 mdpl). Karena terletak dalam satu punggungan yang sama, Gunung Kawi dan Gunung Butak sering disebut beriringan menjadi Gunung Kawi-Butak. Meski tidak ada catatan letusan dari kedua gunung ini, para ahli volkanologi sepakat bahwa Gunung Kawi-Butak masuk dalam kategori gunung berapi aktif. Bahkan, beberapa ahli vulkanologi juga percaya gunung Kawi-Butak menyimpan potensi letusan magma yang sangat dahsyat.
Dari Pegunungan Putri Tidur, kita bergeser sedikit ke utara. Disana ada dua gunung berapi aktif, Arjuna dan Welirang. Kedua gunung ini mempunyai dua puncak yang berbeda. Gunung Arjuna memiliki ketinggian 3.339 mdpl sementara Welirang berketinggian 3.156 mdpl. Tapi karena juga terletak dalam satu punggungan, dua gunung ini oleh para ahli vulkanologi disebut beriringan menjadi Arjuna-Welirang. Kedua gunung ini berada di lokasi Taman Hutan Raya Raden Soerjo, dimana didalamnya juga terdapat dua gunung lagi yakni Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.Â
Gunung Arjuna-Welirang termasuk salah satu gunung yang menjadi salah satu tujuan pendakian favorit. Di Gunung Arjuna, banyak terdapat mitos dan cerita-cerita mistis, seperti Alas Lali Jiwo yang kerap membuat para pendaki tersesat, Pasar Hantu Dieng yang juga dijadikan tempat pemakaman para pendaki yang meninggal dunia, dan puncak Ngunduh Mantu, dimana sering terdengar suara gamelan jawa. Selain itu, juga terdapat banyak petilasan-petilasan yang konon katanya dijaga oleh Bambang Wisanggeni, salah satu anak dari tokoh pewayangan Arjuna. Sementara tipikal gunung Welirang mirip dengan Gunung Ijen di Banyuwangi, dimana kawahnya merupakan tempat penambangan belerang.
Dua gunung berapi aktif lain yang mengelilingi Malang terletak di sebelah timur dan tenggara. Dibanding empat gunung berapi di wilayah barat sampai barat laut diatas, kedua gunung berapi ini jauh lebih terkenal. Yang pertama adalah Gunung Bromo (2.329 mdpl), mahkota dari semua gunung berapi di Indonesia.Â
Terkenal karena panorama matahari terbitnya, Gunung Bromo bisa jadi merupakan gunung berapi aktif yang paling sering dikunjungi wisatawan. Dan boleh dikata, Gunung Bromo adalah satu-satunya gunung berapi aktif yang paling mudah didaki. Kawasan Gunung Bromo meliputi empat wilayah kabupaten, yakni Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Dari semua gunung berapi aktif yang mengelilingi Malang Raya, Gunung Semeru (3.676 mdpl) adalah yang terbesar dan tertinggi. Induk dari semua gunung berapi di pulau Jawa dan Bali. Konon, menurut cerita pewayangan, Gunung Semeru adalah sebuah puncak gunung dari India yang dipindahkan ke Pulau Jawa supaya tidak terombang-ambing dihempas gelombang. Gunung Semeru juga dianggap sebagai Bapak dari Gunung Agung di Bali.