Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Qarun dan Pasutri First Travel

19 Agustus 2017   20:17 Diperbarui: 19 Agustus 2017   20:36 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari semula hidup mewah dan berfoya-foya, kini merasakan lembabnya dinding penjara.

Begitulah nasib dua orang pasutri pemilik First Travel. Mereka memang sangat dzalim. Tega memanfaatkan "keluguan" sebagian besar ummat yang ingin pergi umroh dengan biaya murah, dan uang nya malah dipergunakan untuk hidup mewah. Kehidupan yang sangat menggiurkan. Tapi episode kedzaliman mereka toh terhenti juga, sebelum lebih banyak lagi ummat yang tertipu.

Mereka berdua, kini harus menelan pil yang sangat pahit. Yang tak pernah terpikirkan oleh mereka berdua sebelumnya. Dipenjara, dan dicaci maki jutaan warga Indonesia. Ini baru di dunia. Belum nanti di Yaumul Hisab. Dimana puluhan ribu orang korban mereka akan menuntut pertanggung jawaban di depan Ilahi Rabbi.

Rugi, dan akan benar-benar bangkrut. Amal sholeh tak seberapa, kini harus menanggung dosa sekian puluh ribu korban penipuan mereka. Naudzubillah.

Meski begitu, dengan terungkapnya kasus penipuan dua pasutri tersebut, sesungguhnya ada satu hikmah luar biasa yang ditunjukkan Allah. Andai Andika Surahman dan Annisa Hasibuan mau bertafakkur atas perbuatan hina yang sudah mereka lakukan, niscaya mereka akan menyadari bahwa Allah sesungguhnya sedang menyiapkan perahu keselamatan bagi mereka.

Jika Allah mau, bisa saja Allah akan terus menutupi perbuatan jahat mereka. Bisa saja Allah akan terus menumpuk pundi-pundi kekayaan mereka. Bisa saja Allah akan terus melimpahi keduanya dengan harta, lagi dan lagi. Terus dan terus. Tapi, kenapa Allah menghentikannya sekarang? Dan malah menempatkan kedua orang itu dalam lembah kehinaan dunia?

Seorang ustadz pernah memberi pertanyaan, "Mengapa Allah demikian mudah melimpahi harta pada orang-orang kafir?"

"Karena disisi Allah, harta itu tidak ada artinya. Karena itulah Allah tidak merasa rugi untuk memberikan harta dan kenikmatan dunia yang demikian banyaknya pada orang-orang yang dikehendakinya, termasuk manusia yang menyekutukan Nya.

Tapi tidak dengan iman. Allah memilih dan memilah siapa saja yang menerima hidayah iman. Tidak semua orang. Tidak semua jiwa. Iman sangatlah mahal."

 Sayangnya, tidak semua orang muslim mau mensyukurinya.

Padahal, berbagai i'tibar sudah sering ditampakkan oleh Allah, baik melalui kisah-kisah ummat terdahulu, maupun peristiwa-peristiwa terkini.

Qarun. Adalah contoh betapa mahalnya iman, dan betapa murahnya harta dan kenikmatan dunia. Dari yang semula beriman, dengan mudahnya diberi kenikmatan dunia, Qarun akhirnya ditenggelamkan Allah dalam kekafiran.

Kedua pasutri pemilik First Travel sesungguhnya hendak mengulang kisah Qarun. Tapi, dengan akhir yang sedikit berbeda. Jika Qarun terkubur dalam keadaan kafir, kedua pasutri tersebut belum "ditenggelamkan" Allah.

Mereka masih hidup. Mereka masih dalam islam.
Mereka memang dituntut dengan kekecewaan puluhan ribu orang. Dipaksa berhadapan dengan kesalahan yang mereka perbuat sendiri, sebelum nanti dipanggil kembali oleh Allah. Inilah yang dinamakan "TEGURAN" Allah. Agar keduanya sadar, bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, meskipun itu sangat pahit.

Semoga Allah memberi jalan agar puluhan ribu jamaah First Travel bisa pergi umrah, atau memperoleh hak mereka kembali.
Kalaupun tidak, semoga Allah mengganti harta mereka yang hilang dengan surga yang tidak ada kepedihan didalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun