Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ada Halma di balik Bola Dunia Maya?

15 November 2012   04:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:20 2685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua bulan terakhir, jagad informasi lewat dunia maya tentang sepakbola Indonesia dihebohkan dengan munculnya situs boladuniamaya.com (BDM). Berita-berita yang dimuat di situs tersebut banyak mengandung informasi kelas A1, yang bahkan jarang dimuat oleh situs berita media mainstream lainnya. Tak pelak, BDM kini menjadi rujukan bagi penggemar sepakbola tanah air yang ingin mengikuti perkembangan terkini kisruh sepakbola Indonesia yang belum berakhir ini. Beberapa pertanyaan pun muncul terkait BDM ini, siapakah yang berada dibalik situs BDM? Mengapa BDM bisa memperoleh informasi yang tergolong masih bersifat "classified" dibanding wartawan media lainnya?

Ketika melihat tampilan situsnya, saya berpikir situs ini awalnya hanya sebuah blog karena tampilannya mirip dengan template di blogspot. Kemudian saya pun melihat kumpulan arsipnya. Dimulai di bulan Agustus, BDM hanya memuat 6 berita, yang semuanya bersifat biasa saja, dalam arti informasi yang terkandung sama dengan di media-media lainnya. Dari 6 berita yang dipublish, 5 berita memuat informasi sepakbola lokal, dan satu informasi sepakbola mancanegara.

Di bulan September, BDM sepertinya tertidur karena hanya memuat dua berita saja. Di bulan ini informasi yang diberitakan BDM mulai menyentuh level A1, seperti adanya informasi yang mengabarkan Djoko Driyono akan merapat ke PSSI. Di media lain, informasi ini tidak diberitakan.

Dan mulai bulan Oktober inilah puncak arus informasi dari BDM benar-benar menggila. Dalam berita tertanggal 5 Oktober, BDM sudah merilis berita bahwa PSSI akan melaporkan KPSI ke AFC dan FIFA terkait penggunaan logo dan kop surat PSSI. Sementara media lain baru memuat beritanya dan tanggapan dari KPSI berselang tiga hari kemudian. Tak hanya informasi A1 dari PSSI, BDM juga banyak memuat informasi A1 dari pihak yang berseberangan, yakni KPSI. Misalnya tentang berita kepastian tim mana yang akan berlaga di AFF, BDM berani menampilkan informasi yang bertentangan dengan arus. Ketika banyak media mainstream memuat pernyataan keyakinan dari KPSI bahwa tim TRG yang akan mewakili Indonesia di AFF, BDM menyajikan berita yang bertolak belakang, dengan memuat pernyataan dari Djoko Driyono bahwa peluang tim TRG ke AFF sangat tipis.

Tak heran, dengan banyaknya informasi yang "classified" tersebut, banyak yang bertanya-tanya siapakah yang berada dibalik BDM? Ketika saya menelusurinya, saya pun berkesimpulan ada keterkaitan antara BDM dengan Halma Strategic.

Mengapa kemudian saya mengaitkan Halma Strategic dengan BDM? Pertama, pendiri Halma Strategic, Halim Mahfudz ditunjuk jadi Sekjend PSSI bulan September. Dan di bulan inilah intensitas BDM menurun tajam. Sebelum Halim Mahfudz ditunjuk jadi Sekjend, BDM terlihat hanya sebuah blog berita yang memuat informasi sepakbola apa adanya saja, dan beritanya tak beda jauh dengan media lainnya. Selepas bulan September, barulah BDM menjelma jadi sumber informasi A1 tentang kisruh sepakbola Indonesia.

Kedua, menjelang bergulirnya AFF dan penentuan tim mana yang akan mewakili Indonesia, hampir semua media mainstream rajin memberitakan kiprah tim TRG maupun pernyataan-pernyataan dari KPSI yang sifatnya penggiringan opini. Karena itulah PSSI melalui Halma Strategic merasa perlu ada sebuah sumber informasi yang bisa menyeimbangkan pemberitaan. Maka dikeluarkanlah info-info A1 lewat BDM. Mengapa PSSI dan Halma tidak langsung saja mengkonter penggiringan opini tersebut? PSSI ingin menghindari perang opini. Jika pernyataan KPSI dibalas, sudah pasti pihak KPSI akan membalas balik. Hanya buang-buang tenaga saja. Karena itu, lebih nyaman PSSI bermain lewat bawah tanah. Memanfaatkan BDM dan citizen jurnalism, PSSI ingin melawan penggiringan opini tersebut.

Yang jelas, siapapun dibalik BDM, saya angkat topi dengan para agen BDM tersebut. Hanya dalam rentang waktu kurang dari dua bulan, BDM bisa menjelma jadi situs rujukan informasi kisruh sepakbola Indonesia.

#ini hanya opini semata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun