Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Ikan Tiban di Pantai Sanur

27 Agustus 2012   15:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu sore kemarin, saya iseng jalan-jalan ke Pantai Sanur buat melepaskan penat. Daripada seharian cuma dirumah, apalagi keluarga juga masih dikampung halaman. Pantai Sanur, yang terletak di belakang hotel Inna Grand Bali Beach, merupakan salah satu pantai favorit para wisatawan, terutama warga lokal. Kadang ada kekeliruan dari wisatawan domestik, bahwa semua pantai disebelah timur yang masuk di wilayah Kota Denpasar pasti disebut pantai Sanur. Padahal, ada nama-nama tersendiri untuk deretan pantai di kawasan ini. Dimulai dari pantai Padang Galak, kemudian ada Pantai Matahari Terbit, yang menyambung dengan Pantai Sanur. Setelah itu ada pantai Sindhu, pantai Semawang, dan diakhiri dengan Pantai Mertasari. Nah, kembali ke pantai Sanur, sore itu saya mendapati sebuah pemandangan menarik. Di tempat yang biasanya ramai dengan orang-orang yang berenang, terdapat lima buah jukung (perahu) nelayan. Memang, pantai Sanur juga berfungsi sebagai pelabuhan tak resmi, bagi mereka yang ingin menyebrang ke Nusa Lembongan. Tapi, penyebrangan itu dilayani dengan speedboat atau Kapal Motor yang cukup besar. Usut-punya usut, ternyata kelima jukung tersebut menjual ikan-ikan hasil tangkapannya. Terlihat, banyak juga warga yang mengerumuni dan akhirnya membeli ikan-ikan segar tersebut. [caption id="attachment_195449" align="aligncenter" width="634" caption="Pantai Sanur, Minggu 26 Agustus 2012 (dok. pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_195456" align="aligncenter" width="576" caption="dok pribadi"]

1346081714744157200
1346081714744157200
[/caption] Adakah yang salah dengan hal tersebut? Saya rasa salah, karena para nelayan tersebut memarkir perahunya di tengah-tengah pantai yang sedang penuh sesak dengan wisatawan yang sedang berenang. Bagaimana kalau ada orang yang sedang asik berenang tiba-tiba menabrak / tertabrak jukung tersebut? Pantai yang seharusnya khusus wisatawan tersebut pun jadi terlihat tidak nyaman. Ini baru ada lima. Dan seperti kebiasaan, jika ada orang yang mengawali berjualan dan terlihat ramai, maka pasti nanti akan ada yang mengikutinya. Seperti semut yang menemukan gula. Kalau mau jualan ikan, semestinya mereka menjualnya di pantai khusus yang ada pasar ikannya. Setahu saya, di wilayah Bali selatan, pasar ikan segar cuma ada di pantai Kedonganan. Jaraknya yang jauh dengan pusat kota Denpasar, kadang membuat warga kota yang butuh ikan segar jadi malas untuk membeli langsung di pasar tersebut. Seharusnya pemerintah kota Denpasar bisa menyediakan kawasan khusus untuk pasar ikan tersebut. Apalagi, potensi perikanan di laut sepanjang kawasan timur Denpasar tersebut juga cukup menjanjikan. Dengan adanya pasar ikan yang tertata rapi, paling tidak warga kota Denpasar punya alternatif, daripada harus jauh-jauh ke pantai Kedonganan. Juga bila terkelola dengan baik, pasar ikan tersebut bisa dijadikan sarana pariwisata juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun