Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ketika Lirik "Iwak Peyek" Menemui Realita

10 Maret 2012   15:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 1544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu "iwak peyek" kini seakan jadi lagu resmi Persebaya. Setiap kali mereka bertanding, gema lagu yang liriknya banyak diubah untuk tujuan tertentu tersebut membahana diseantero stadion.

Membaca berita tragedi penyerangan Bonekmania oleh oknum LA Mania, saat mereka mendukung Persebaya bertanding melawan Persibo Bojonegoro sungguh membuat saya miris dan prihatin. Apalagi salah satu korbannya baru berusia 14 tahun.

Bagi orang di luar komunitas Bonek, mungkin kematian ini adalah sebuah kesia-siaan. Mengapa harus mengorbankan nyawa hanya untuk mendukung sebuah klub sepakbola? Namun bagi seorang supporter, kecintaan pada klub kesayangannya mungkin sebanding dengan nyawa mereka.

Tragedi ini sungguh sangat disayangkan. Di saat Bonekmania melakukan inisiatif perdamaian dengan kelompok supporter lainnya, mereka malah diserang. Padahal baru kemarin pentolan Bonekmania dan perwakilan LA Mania menandatangani pakta damai yang dimediasi oleh aparat kepolisian, dalam hal ini Polres Lamongan. Ketika Bonekmania sukses menjalin perdamaian dengan Viking, Pasoepati, Maczman Makassar dan beberapa kelompok supporter lainnya, kenapa dengan LA Mania yang sampai difasilitasi oleh aparat polisi masih jauh panggang dari api? Sampai saat ini, memang masih belum jelas apakah sekelompok oknum yang menyerang Bonekmania itu benar dari LA Mania atau bukan. Yang patut disesalkan adalah kenapa api permusuhaan antar kelompok supporter masih saja terus berlanjut, bahkan sampai merenggut nyawa beberapa orang.

Lagu iwak peyek sego jagung, sampek tuwek, sampek matek Persebaya tetap didukung seakan menemui realitanya. Sampai kematian menyongsong pun Bonekmania tetap mendukung Persebaya.

Mari jadikan Tragedi ini, sebagai sebuah pembelajaran. Bahwa semangat Bonek yang egaliter, yang datang karena kecintaan terhadap Persebaya ternyata juga mempunyai sedikit kelemahan. Kelemahan itu ada pada koordinasi. Jangan sampai, karena ulah beberapa orang semuanya ikut terlibat dan merasakan getahnya.

Turut berduka cita untuk para korban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun