Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mencontoh Transparansi dan Keterbukaan Informasi dari The Football Association

20 Februari 2014   00:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bola panas akibat ocehan Apung Widadi tentang transparansi dana PSSI rupanya masih terus menggelinding. Setelah mengancam akan mensomasi Apung dan para admin FDSI terkait pernyataan yang dinilai sebagai fitnah tersebut, PSSI kembali pasang badan untuk tidak perlu mempublikasikan laporan penggunaan dana selama periode kerja mereka. Direktur Direktorat Hukum PSSI, Aristo Pangaribuan, menilai tuntutan Apung Widadi kepada mereka salah alamat. Aristo menegaskan PSSI tidak mengelola dana publik. "Dana yang kami peroleh berasal dari FIFA. Saat ini sama sekali tidak ada dana yang kami terima dari APBN," jelas Aristo di kantor PSSI. Pernyataan Aristo diatas jelas sebuah pembohongan publik. Masih segar dalam ingatan bahwa dalam KLB PSSI di bulan Maret 2013 yang lalu, mereka mendapat bantuan APBN dari Kemenpora. Bahkan Menpora Roy Suryo sendiri menegaskan, PSSI masih layak untuk mendapatkan dana APBN. "Ada, nanti saya ungkapkan berapa besarannya, tidak etis kalau saya ungkap di sini," kata Roy, Jumat (8/3/2013). Lebih lanjut, dia mengatakan KLB PSSI sangat pantas mendapatkan bantuan dari dana  APBN karena termasuk kedalam pembinaan olahraga. "Sudah kita siapkan dari APBN karena itu (KLB PSSI) merupakan bagian dari pembinaan olahraga," tuturnya. Karenanya, sebagai sebuah organisasi yang masih menerima kucuran dana APBN, permintaan publik untuk menggelar keterbukaan informasi bagi transparansi dana di PSSI adalah sesuatu yang wajar, dan ini adalah hak bagi publik itu sendiri. Sampai saat ini, PSSI memang seakan masih terus berusaha untuk menutup dan membentengi diri mereka terkait transparansi penggunaan dana mereka. Padahal, beberapa lembaga sejenis di luar negeri sudah mulai masuk ke era keterbukaan informasi publik. Ambil contoh Football Association (FA). Di era sepakbola modern ini, Asosiasi Sepakbola Inggris ini tak segan untuk membuka semua laporan kegiatan dan keuangan mereka selama periode kerja yang sudah dilalui. Bahkan, boleh dibilang, laporan pertanggung jawaban FA yang dipublish untuk umum ini sangat lengkap. Dalam sambutannya di FA Report Financial tersebut, Chairman FA, David Bernstein menegaskan, FA bukanlah organisasi yang lebih mengedepankan komersialisasi sepakbola. FA adalah organisasi non profit yang didirikan untuk mendukung eksistensi sepakbola bagi semua golongan. Football for everyone. Atas dasar itulah, setiap tahunnya FA selalu melakukan publish secara berkala untuk semua kegiatan yang mereka lakukan. Berapa banyak uang yang mereka terima, darimana saja, dan dihabiskan untuk apa saja. Semua tersaji lengkap dalam laporan tersebut. [caption id="attachment_296354" align="aligncenter" width="638" caption="http://www.thefa.com/~/media/files/pdf/the-fa-2013-14/fa-report-financial-2012.ashx"][/caption] Penggunaan dana untuk donasi dan bantuan amal yang dilakukan FA pun juga turut serta dilaporkan. [caption id="attachment_296356" align="alignnone" width="641" caption="charitable donations report of The FA "][/caption] Tak hanya laporan keuangan saja yang dibuka oleh FA, jumlah kehadiran rapat dari masing-masing pejabat FA pun ikut dipublikasikan. [caption id="attachment_296357" align="alignnone" width="636" caption="The FA Board Meetings Report"][/caption] Sebagai sebuah organisasi sepakbola yang modern dan paling banyak dicontoh oleh organisasi sejenisnya, langkah FA yang membuka diri dengan mempublish laporan keuangan mereka layak dijadikan panutan dan contoh oleh PSSI. Tak hanya FA, banyak asosiasi sepakbola di negara lain yang juga mulai membuka diri dengan memberikan informasi laporan tahunan mereka, seperti yang dilakukan asosiasi sepakbola Singapura (FAS), yang mana akses laporan tahunan mereka bisa diperoleh lewat laman resmi FAS Karenanya, sebagai sebuah lembaga publik, apalagi masih menggunakan dana APBN, wajib hukumnya bagi PSSI untuk membuka diri dengan menyediakan keterbukaan informasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui sejauh mana kinerja PSSI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun