Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

6 Bulan Tidak Digaji, Sergei A. Litvinov Tak Ingin Mati di Indonesia

13 Mei 2014   18:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:33 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tragedi Diego Mendieta hampir terulang kembali. Kasus pemain asing yang sakit dan terlunta-lunta akibat tidak meneriga gaji dari klub terjadi lagi. Kali ini nasib mengenaskan harus dialami Sergei A. Litvinov, pemain asal Rusia yang kini bermain di PSLS Lhokseumawe. Sudah hampir satu tahun Sergei tidak digaji oleh klubnya. Dan berkaca pada kasus Diego Mendieta, Sergei pun berharap dirinya tidak mati di Indonesia.

Dalam surat elektronik yang dikirim Sergei ke sejumlah media, Sergei mengatakan bahwa ia sudah 6 bulan tidak menerima gaji dari klubnya PSLS Lhokseumawe. Total tunggakan gaji yang seharusnya ia terima adalah Rp. 124 juta. Namun, hingga kini ia tidak memperoleh haknya, sedangkan dirinya sedang sakit dan tidak ada biaya berobat.

"Musim kemarin aku bermain di PSLS Lhokseumawe, di kompetisi IPL. Mereka nunggak gaji aku 6 bulan. Dari bulan Juli 2013 aku tidak dapat apa-apa. Bagaimana aku bisa terus hidup disini, aku tidak tahu," tutur Sergei.

Berbagai macam cara ia lakukan untuk menuntut haknya di klub. Tapi, setiap kali ia menagih, manajemen PSLS selalu mengeluarkan janji saja. PSLS sendiri kini bermain di divisi utama PT. LI. "Pengurus hanya janji-janji saja. Suruh sabar dari bulan September, mereka berjanji setiap minggu janji bayar. Tapi kenyataannya mundur terus. Mereka janji akan bayar sebelum Maret, tapi tidak jadi. Digeser mau setelah pemilu katanya, tapi sampai sekarang belum juga," ungkap Sergei.

Pemain 27 tahun itu sebenarnya sudah melaporkan permasalahannya ke APPI. "Saya sudah melaporkan ke APPI. Tapi sampai sekarang belum ada jawabannya. Mungkin mereka terlalu sibuk atau masih mengurus hal lain. Aku tidak mau menunggu sampai tahun 2020" tutur Sergei.

"Aku tidak mau mati di Indonesia seperti Diego Mendieta atau Solomon Begondo yang mati di Indonesia karena sakit berat dan tidak punya uang untuk biaya berobat," tutup Sergei dalam surat elektroniknya.

Melihat nasib Sergei seperti ini, siapa yang sesungguhnya patut disalahkan? Pemain asing sudah termakan janji-janji klub. Sementara klub sendiri juga termakan janji-janji operator liga dan PSSI. Bagaimana bisa PSSI meloloskan PSLS yang jelas-jelas nyata mempunyai tunggakan terhadap para pemainnya? Bagaimana dengan janji verifikasi yang ketat? Kenyataannya hanya sekedar omong kosong belaka.

PSSI pun seakan tidak peduli dengan nasib pemain. Kasus Sergei seakan menambah catatan hitam persepakbolaan Indonesia. Sergei sendiri sudah menaruh kepercayaan pada APPI, satu-satunya asosiasi pemain yang dikenalnya, yang mana juga diakui oleh induk organisasi pemain, yakni FIFPro. Namun apa lacur, PSSI malah tidak mengakui APPI dan lebih memilih membentuk organisasi tandingan APSNI yang sampai saat ini tidak diakui FIFPro, dan juga tidak menjadi jujukan pemain untuk mengadukan masalahnya.

Adanya dualisme organisasi, serta tidak diakuinya APPI sebagai organisasi resmi pemain sepakbola Indonesia, justru malah akan menyulitkan posisi tawar para pemain dalam memperjuangkan hak-haknya. Dalam aturan FIFA, setiap tuntutan dan gugatan pemain terhadap klub harus diselesaikan dulu dalam wadah National Dispute Resolution Chamber (NDRC). Permasalahannya, NDRC di Indonesia tidak bisa dibentuk selama masih ada dualisme organisasi. Hasilnya pun jelas, pemain dan APPI mengalami kesulitan dalam membawa permasalahan mereka ke tingkat FIFA.

Entah sampai kapan tragedi kemanusiaan para pemain sepakbola di Indonesia ini akan berakhir, jika PSSI sebagai induk organisasi saja sudah tidak peduli pada nasib mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun