Menurut beliau, wisata Likupang perlu pengayaan dari segi non-alam, untuk mendampingi berbagai upaya peningkatan kualitas infrastruktur dan wisata alam, misalnya dengan edukasi pengolahan sampah, mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia.
Lingkungan hidup dan kebersihan perlu jadi program khusus di semua sekolah dengan kurikulum bioekosistem dan lingkungan, dan mempraktekkannya di lapangan. Menurut pak Christian, perlu ada revolusi mental untuk menggerakkan masyarakat secara luas dan memberi budaya bersih.
Selain itu, sustainable tourism adalah satu hal yang penting diterapkan di Likupang, mencakup partisipasi masyarakat sekitar, dukungan pemerintah daerah, lapangan pekerjaan yang berkualitas bagi masyarakat setempat, pemanfaatan sumber daya alam yang terbarukan, serta tidak berlebihan dalam mengeksploitasinya.
Keberadaan KEK Likupang tentu tidak dapat berdiri sendiri. Pengembangan Likupang harus dibarengi dengan upaya pengembangan daerah-daerah tujuan wisata lainnya yang terintegrasi dengan daerah penyangga seperti Manado, Tomohon, Bitung, Tondano, Minahasa Utara dan daerah lainnya agar wisatawan dapat menikmati berbagai pengalaman yang unik dan berkesan.
Apalagi, provinsi Sulawesi Utara sudah terkenal dengan keindahan pemandangan bawah lautnya, sehingga layak jadi destinasi bahari. Potensi wisata lainnya seperti olahraga air, kekayaan budaya, kuliner, ekonomi kreatif dan event pertunjukan yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Utara perlu dikembangkan dan diintegrasikan dengan KEK Likupang. Dengan demikian, diharapkan wisatawan dapat merasakan pengalaman menarik untuk menikmati wisata di Sulawesi Utara.
Pariwisata berkelanjutan akan menjadi trend mulai tahun 2022 dan selanjutnya.. Jika sempat, ayo berkunjung ke Likupang, bukan hanya untuk berwisata dan mengagumi keindahan alamnya, namun juga sebagai langkah nyata menyukseskan Likupang sebagai destinasi yang layak dikunjungi, karena ada banyak alasan untuk Likupang bikin kita betah ! Happy travelling..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H