Lalu ada aksi pergerakan mahasiswa se-Indonesia terkait penolakan RUU KPK dan KUHP, gempa di Ambon, Maluku, serta penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto dalam kunjungannya ke Pandeglang, Banten.
Saya sendiri pun tak sabar menanti kejutan apa yang akan dihadirkan Presiden Joko Widodo di periode kedua kepemimpinannya ini. Salah satu rencana yang sudah disampaikan adalah mengenai niat pemindahan ibukota negara ke Kalimantan Timur.
Namun, sebelum jauh membahas tentang program kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin selama 5 tahun ke depan, tepatnya 2019 - 2024, ada baiknya kita meninjau komposisi Kabinet II Jokowi yang kabarnya, nama-nama menteri yang akan masuk di dalamnya sudah dikantongi oleh Presiden dan bakal segera diumumkan sesaat setelah Pelantikan Presiden.
Hal tersebut dipertegas pula dalam sebuah cuitan pak Presiden dalam akun twitter resmi @jokowi, kemarin, 17 Oktober 2019, disertai ilustrasi telepon yang menggantung, juga ada tulisan "Sabar, Sebentar lagi.."..
"Saya umumkan segera setelah pelantikan Presiden pada 20 Oktober, bisa hari yang sama atau setelahnya," tutur Jokowi dalam cuitannya.
Dikutip dari Kompas.com, Jokowi menyebut ada 4 Kriteria yang harus dipenuhi oleh para menteri jika ingin masuk ke jajaran menteri dalam kabinetnya. Kriteria ini tentu tak sembarangan, apalagi mengingat betapa bergengsinya posisi menteri dalam roda pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apakah sajakah keempat kriteria tersebut?
1. Mampu Eksekusi Program. Jokowi ingin jajaran kabinetnya benar-benar menjalankan fungsi sebagai eksekutor yang nantinya bisa menangani masalah-masalah yang ada dan mampu mengeksekusinya dengan benar.
2. Memiliki Integritas. Menurut Jokowi, yang terpenting adalah menteri-menterinya nanti memiliki kemampuan seperti yang ia harapkan. Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.
3. Paham Teknologi. Kriteria ini dialamatkan salah satunya kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mendatang, yang nantinya memiliki tantangan untuk menyamakan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dan 514 kabupaten/kota, yang tentunya butuh peran teknologi sebagai motor penggerak.
4. Memiliki Kemampuan Manajerial. Jokowi menyebut era globalisasi seperti sekarang diperlukan orang-orang yang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman yang sangat cepat, agar kompeten mengelola personalia dan anggaran sehingga organisasi kementerian itu betul-betul bisa efektif.
Akankah ada surprise di Kabinet II Jokowi? Santer berita yang menyebutkan bahwa komposisi kabinet II Jokowi akan diisi kaum millenials, termasuk di antaranya adalah Nadiem Makarim (CEO Go-Jek), juga nama Ilham Akbar Habibie (putra pertama presiden RI ketiga, BJ. Habibie kerap dilontarkan sebagai kandidat yang diunggulkan oleh banyak pihak.