Mohon tunggu...
Andi Mirati Primasari
Andi Mirati Primasari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - i love reading and writing.. thanks Kompasiana, sudah menjadi langkah awal saya untuk mulai ngeblog..

Lahir dan besar di Makassar, dan saat ini menetap di Jakarta menjalani kesibukan sebagai seorang istri merangkap karyawati swasta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri Hulu Migas, Sebingkai Harap Rakyat Menuju Kesejahteraan

17 Maret 2015   23:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:30 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (Pasal 33 Ayat 3 UUD 1945)

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya. Begitu banyak potensi sumber daya alam yang dikandungnya dan sampai saat ini masih menunggu penelitian lebih lanjut. Hal inilah yang menjadi landasan kerja SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) dalam setiap aktivitasnya.

Kegiatan pokok industri migas dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan hulu (upstream) dan kegiatan hilir (downstream). Kegiatan usaha hulu migas adalah kegiatan eksplorasi (studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi) dan produksi (mengangkat migas ke permukaan bumi) sedangkan kegiatan usaha hilir adalah pengolahan, transportasi, dan pemasaran.

[caption id="attachment_403628" align="aligncenter" width="420" caption="dok. SKK Migas"][/caption]

Secara lebih jelas, azas dan tujuan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi termaktum pada UU No.22/2001, pasal 3 yaitu:

a. menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya saing tinggi dan berkelanjutan atas Minyak dan Gas Bumi milik negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui mekanisme yang terbuka dan transparan;

b. menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian usaha Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yang diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan;

c. menjamin efisiensi dan efektivitas tersedianya Minyak Bumi dan Gas Bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan dalam negeri;

d. mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;

e. meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangkan serta memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia;

f. menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.

[caption id="attachment_403630" align="aligncenter" width="420" caption="dok. SKK Migas"]

1426610541601640974
1426610541601640974
[/caption]

Dalam acara Kompasiana Nangkring "Membedah Industri Hulu Migas" yang merupakan hasil kerja sama Kompasiana dengan SKK Migas & Kontraktor KKS di Pisa Kafe Mahakam Jakarta (14/2) yang menghadirkan Bapak Rudianto Rimbono selaku Kepala Humas SKK Migas dan Bapak Joang Laksanto, Vice President Development and Relations Conocophilips, diperoleh informasi bahwa tingkat inflasi dan perubahan harga minyak menyebabkan Indeks Biaya mengalami peningkatan di semua wilayah di dunia. Aktivitas yang sama di tahun 2000 ternyata memerlukan biaya hampir 2x lipat besarnya pada tahun 2012. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Indeks Biaya meningkat sejalan dengan perubahan peningkatan harga Crude Oil.

Kegiatan hulu Migas didominasi oleh kegiatan yang berlokasi di daerah lepas pantai (offshore). Dari sini, lebih banyak diperoleh temuan berupa gas. Kondisi perairan laut Indonesia yang ke arah timur semakin dalam menyebabkan perusahaan-perusahaan cenderung mengeksplor bagian timur Indonesia untuk usaha hulu migas. Kondisi ini tentunya lebih padat modal, padat teknologi, dan padat resiko.

Dalam grafik Produksi dan Komsumsi minyak dan gas bumi, digambarkan produksi alami migas terus mengalami penurunan (15-20%) dari tahun ke tahun, berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi yang meningkat 8% setiap tahunnya. Telah terjadi pembengkakan belanja subsidi yang terutama disebabkan meningkatnya volume konsumsi BBM bersubsidi.

[caption id="attachment_403629" align="aligncenter" width="490" caption="dok. SKK Migas"]

14266104341483197634
14266104341483197634
[/caption]

Fakta menunjukkan angka pendapatan negara yang terus bertambah setiap tahunnya dari sektor migas. Namun, ditinjau dari segi subsidi energi, nyatanya penerimaan negara di sektor hulu migas dari sisi neraca APBN tergerus oleh belanja subsidi energi. Sejak 2012, belanja subsidi energi (BBM+Listrik) lebih besar dari pendapatan hulu migas.

[caption id="attachment_403631" align="aligncenter" width="490" caption="dok.SKK Migas"]

1426610671692235961
1426610671692235961
[/caption]

Kondisi ini mendasari SKK Migas untuk kemudian merubah paradigma kerjanya, yang sebelumnya merupakan penghasil revenue, bertransformasi menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional menuju 2050. Untuk itu, dilakukan pendekatan baru yang berprospek kemakmuran, mampu meningkatkan lapangan kerja, memberantas kemiskinan, dan menumbuhkan kesejahteraan. SKK Migas berharap mampu menjadikan Migas sebagai sumber pendapatan negara melalui hasil penjualan produksi minyak dan gas bumi, penghematan dari pengadaan dan optimalisasi pemanfaatan aset, transaksi migas dan penempatan ASR melalui bank BUMN. Energi terbarukan diharapkan bisa mengambil peran dalam industri migas tetap terlaksana di Indonesia dengan meminimalkan hal-hal yang tidak efisien dalam pemanfaatannya.

[caption id="attachment_403632" align="aligncenter" width="490" caption="dok. SKK Migas"]

14266107951856111034
14266107951856111034
[/caption]

Migas diharapkan mampu menjadi sumber energi (bagi sektor industri, transportasi, konsumsi, dll.) dan menjadi bahan baku produk-produk migas (feedstock, refining, gas power) yang ke depannya diharapkan bisa memberi Multiplier Effect dalam peningkatan TKDN dan pertimbuhan industri lokal.

Dari penjelasan singkat di atas, kita sebagai rakyat Indonesia tentunya menaruh harapan yang sangat besar agar visi dan misi SKK Migas dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia dapat terlaksana dengan efektif dan efisien agar seluruh elemen masyarakat Indonesia turut merasakan manfaatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun