Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cara Tangkis Hoax Masa Kini

2 Mei 2017   16:34 Diperbarui: 2 Mei 2017   16:41 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicaraan palsu atau yang dikenal sebagai Hoax di era digital ini rasanya sulit untuk dihindari. Para pengguna dunia maya sering kali dikejutkan dengan beragam pemberitaan yang terkesan menipu atau mengakali pembaca untuk mempercayai sesuatu. Terlebih berita-berita ini semakin mudah untuk menjadi viral akibat jumlah akumulatif yang dibagikan oleh para pengguna di segala akun sosial media. 

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mengurangi pemberitaan palsu atau Hoax ini yang marak terjadi di Indonesia. Penangguhan Hoax bisa dilakukan apabila kita memahami betul karakter dari jenis pemberitaan palsu yang dibawa. Terdapat lima jenis karakter yang diungkapkan oleh pengamat media menanggapi perihal Hoax. 

Pertama ciri pemberitaan Hoax ini memuat konten yang bersifat sensasional yang dapat menggugah perasaan dan emosi orang secara berlebihan. Kedua, muatan dari Hoax bersifat provokatif. Lalu ciri ketiga terletak pada aspek keaktualannya yang perlu dipertanyakan. Keempat, sumber berita yang dimuat tidak jelas. Lalu ciri kelima terletak pada unsur diskriminatif yang terdapat pada Hoax, dan terakhir yang tak kalah penting adalah gaya penulisan yang diselipkan tanda-tanda. Misal, ada huruf besar dan kecil yang tidak seharusnya ada pada judul. 

Apabila kita sudah memahami kelima karakter dari pemberitaan Hoax ini semakin memudahkan kita untuk tidak mudah terjerumus dalam pemikiran keliru yang dibawa Hoax tersebut. Selanjutnya, sebagai penerima dari berita palsu tersebut perlu membandingkan setiap berita atau informasi yang diterima dengan apa yang sudah termuat di media konvensional. Kalau ternyata berita serupa belum dimuat dalam media konvensional, sudah sepatutnya kita curiga dan tidak menyebarluaskan berita palsu tersebut untuk menghindari konflik ataupun fitnah yang ditimbulkan. 

Yuk sama-sama kita cerdas tangkis berita Hoax!

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun