Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pengusaha Muslim dan Pohon Natal di Irak

16 Desember 2016   16:40 Diperbarui: 16 Desember 2016   19:36 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau mengunjungi Taman Zawra di Baghdad, anda akan melihat sebuah pohon Natal setinggi 26 meter dengan diameter 10 meter yang terbesar di ibu kota Irak. Pohon natal yang menelan biaya sekitar US $24.000 ini rupanya atas ide inisiasi pengusaha muslim bernama Yassir Saad. 

Yassr mengatakan inisiasi ini dilakukannya sebagai bentuk aksi solidaritas kepada umat Kristen pada musim liburan ini. Saad mengatakan bahwa memasang pohon natal ini bertujuan untuk menggandeng saudara-saudara Kristiani dalam merayakan hari besar mereka (Natal) dan membantu rakyat Irak melupakan kedukaan mereka, terutama terkait perang di Mosul. Seperti yang diketahui bahwa terjadi perang di daerah bagian Mosul dimana pasukan pemerintah melakukan perang untuk kelompok militan muslim ISIS. 

Menurut pengunjung taman hiburan tersebut, Pohon natal ini seperti menghadirkan cinta dan perdamaian untuk seluruh pengunjung yang datang ke taman hiburan tersebut ditengah panasnya situasi di Irak. Banyak pengunjung yang juga berfoto di depan pohon natal tersebut. Kristen menjadi agama minoritas di Irak dimana banyak penduduk kristen menetap di Mosul. 

Namun sejak invasi pada tahun 2003, komunitas kristen Irak terus berkurang karena diantaranya dibunuh dan melarikan diri setelah ISIS menduduki kota Mosul di 2014. Namun mereka berhasil kembali ke desa-desa di luar Mosul yang sudah diamankan oleh pasukan Irak. 

Reference

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun