Sebelumnya berita dibalikannya 1500 Artefak dari Belanda ke Indonesia kerap menjadi pembincangan publik terutama saat kunjungan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka (23/11). Terlebih saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan hal ini adalah kejutan besar dan patut diberi apresiasi.
Disaat pertemuan kenegaraan itu Rutte menyerahkan sebuah keris ke Jokowi sebagai bentuk simbolis kalau Belanda ingin kembalikan Artefak-artefak nusantara yang lama tersimpan di Delft, salah satu kota Belanda. Keris hanyalah salah satu dari 1500 Artefak yang ada di Belanda. Namun tawaran pengembalian artefak dan objek bersejarah lainnya sudah datang pada bulan 2015.
Dikutip dari Jakarta Post (10/15), Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kacung Marijan telah menerima surat tawaran pengembalian artefak dan benda bersejarah lainnya dikarenakan kondisi krisis keuangan yang sedang dilanda Museum Nusantara yang telah berdiri ratusan tahun di Delft, Belanda.
Dalam sebuah diskusi Workshop Museum di Jogyakarta, Kacung sempat berkata pemerintah akan mengirim tim ahli untuk melakukan penyelidikan dan pengaturan bagaimana membawa kembali barang-barang bersejarah tersebut ke Indonesia. Dia juga menambahkan bahwa koleksi artefak yang ada di Nusantara Museum banyak terbuat dari emas dan perak dan berjumlah tepatnya 14ribu benda koleksinya, pastinya melebihi banyak yang disebutkan saat kunjungan kenegaraan tersebut. Â Selanjutnya barang-barang bersejarah ini akan dibawa ke suatu tempat khusus yang telah disediakan di Taman Mini Indonesia Indonesia di Jakarta.
Pernyataan ini dibuat pada Tahun lalu tepatnya sebelum adanya kunjungan Mark Rutte dan pemberian keris tersebut ke Indonesia. Belum bisa dipastikan apakah artefak ini nantinya benar akan disimpan menjadi koleksi tambahan di Taman Mini Indonesia Indah. Namun yang bisa dipastikan krisis ekonomi yang terjadi di Belanda telah berdampak dalam penutupan Musem Nusantara yang menjadi satu-satunya museum yang menampilkan barang-barang bersejarah negara Indonesia di luar negeri. Sekitar 30ribu artefak dari Pulau Sumatera, Nias, Jawa, Kalimantan hingga Maluku itu tidak bisa lagi dilihat oleh masyarakat umum di Belanda.Â
Museum yang diduga menelan dana sekitar Rp 1,3 Milliar setiap tahunnya resmi ditutup sejak 06 Januari 2013. Kunjungan Perdana Menteri Belanda ini menjadi puncak dari penerimaan kembali benda bersejarah tersebut yang telah diterima Jokowi. Â Meskipun masih ada sejumlah kendala dalam mengelola museum di Indonesia, tapi pemerintah sudah melakukan banyak renovasi sejak survei dilakukan di 100 museum. Menyikapi langkah Belanda dalam pengembalian kembali artefak Indonesia ini semoga akan menjadi pembelajaran penting untuk bangsa Indonesia agar dapat menjaga kekayaan sejarah dan budaya bangsa sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H