Mohon tunggu...
Rienta Primaputri
Rienta Primaputri Mohon Tunggu... Konsultan - Personal space to share ideas, updates and inspirations.

Seorang pengamat muda yang menggemari isu internasional dan gerakan sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diskriminasi Islam, Politisi Ini Terancam Dipenjara

1 November 2016   14:31 Diperbarui: 1 November 2016   15:02 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geert Wilders adalah pemimpin Partai Kebebasan Belanda (PVV), salah satu partai berpengaruh di Belanda. Source Image: Jens Meyer/ AP

Politisi yang akan disebutkan disini bukan calon gubernur Ibu Kota kita, tapi datang dari negara Belanda. Negara yang terkenal dengan keju dan kincir anginnya itu baru saja mengusut politikus mereka yang dinilai telah melakukan diskriminasi terhadap agama Islam. Geert Wilders adalah pemimpin Partai Kebebasan Belanda (PVV) yang terkenal sebagai anti-Islam. Pada Desember 2014 Saat kampanye menjelang pemilihan anggota parlemen, Wilders menyebut warga negara Maroko di Belanda sebagai sampah. 

Wilders selalu vokal dalam mengkritik Islam. Hal ini dibuktikan saat partainya mengajukan proposal untuk menutup semua masjid, sekolah Islam dan pusat suaka yang banyak menampung imigran muslim di Belanda agar ditutup. Wilders juga meminta untuk menutup perbatasan dan pengunaan jilbab beserta alquran pun akan dilarang. Partai PVV Wilders dikenal sebagai partai sayap kanan merilis satu manifesto ini menjelang pemilu legislatif Maret 2017 sebagai upaya untuk tidak mengislamisasi negara Belanda. 

Pada tahun 2011, Wilders sempat bebas dari dakwaan mendorong kebencian terhadap umat Islam. Pengadilan kembali membuka kasus yang sama untuk Wilders. Hakim tetap melaksanakan sidang meskipun tanpa kehadiran Wilders. Beberapa bukti yang akan dipakai dipersidangan juga akan diambil dari pernyataan Wilders dari akun sosial medianya. Wilders tidak menghadiri sidang tersebut dan merasa ini adalah penggadilan politik karena partainya sempat unggul di sebuah jajak pendapat yang diadakan di Belanda. 

Sumber 1

Sumber 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun